Page 361 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 361

Mochammad Tauchid

            itu. Sebab itu dalam R.R. 1854 pedoman dan peraturan ber-
            dasarkan teori itu ditinggalkan.
                Dalam hal ini terdapat selisih paham dan pendapat di an-
            tara beberapa orang-orang Belanda sendiri.
                Pengetahuan tentang dasar-dasar hak tanah Rakyat In-
            donesia sampai pada waktu pembentukan Undang-undang
            (R.R.) 1854, sedikit saja dikenal orang-orang Belanda, yang
            berkewajiban turut menentukan dasar-dasarnya Undang-
            undang tanah di Indonesia. Penyelidikan secara luas baru
            diadakan pada tahun 1867 terhadap tanah-tanah yang sudah
            dan belum dikerjakan oleh rakyat di Jawa. Laporan pertama
            disiarkan tahun 1871 sebagai percobaan dalam Resume
            Banten, dan seterusnya dalam 3 jilid Resume berturut-turut
            pada tahun 1876, 1880 dan 1896 redaksinya di bawah pim-
            pinan Mr. W.B. Bergsma sebagai ketuanya. Kecuali itu, dija-
            lankan juga penyelidikan atas tanah-tanah di luar Jawa dengan
            sepuluh Eindresume sebagai laporan penyelidikannya.
                Dasar Agraris Wetgeving (Undang-undang Agraria),
            sudah disebutkan dalam pasal 51 I.S (pasal 62 R.R. dulu). Tiga
            ayat sudah sejak tahun 1854 termuat dalam R.R. dan ayat 5
            yang terakhir disisipkan mula-mula dalam Agraris Besluit.
                Tentang arti hak sepanjang adat, sedikit sekali orang me-
            mikirkan. Hal ini menyebabkan bahwa dalam membicarakan
            Rancangan Undang-undang Agraria itu tidak didasarkan atas
            pengetahuan yang cukup.
                Orang lebih dahulu mengetahui adanya hak eigendom
            istimewa atas tanah seperti adanya tanah partikelir (pasal 51
            ayat 1 I.S.) daripada adanya hak eigendom menurut hukum
            Barat (pasal 51 ayat 2 I.S.).
                “Hak domein” (domeinrecht) adalah kelanjutan dari teori

            340
   356   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366