Page 363 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 363

Mochammad Tauchid

            babkan perlu adanya pembatasan atas hak milik tanah itu.
            Dasar-dasar sosial ekonomi bagi masyarakat menuntut; bahwa
            pemakaian tanah oleh yang punya harus berguna juga buat
            umum (masyarakat). Demikianlah Undang-undang Dasar
            Weimar (1919) pasal 153 menyatakan: “Hak milik memberi
            kewajiban kepada pemiliknya. Cara memakainya hendak-
            nyalah membawa manfaat pula bagi kepentingan masya-
            rakat umum”. Dan pasal 155 berbunyi: “Penggarapan dan
            pemakaian tanah mejadi kewajiban pemiliknya bersama-
            sama dengan masyarakat”. Mengingat kepentingan umum
            maka timbul adanya pembatasan hak milik. Pembatasan itu
            sesuai dengan kedudukan tanah yang mempunyai fungsi
            sosial. Milik (eigendom) sebagai hak perseorangan, harus di-
            artikan, tidak hanya diberikan untuk perseorangan (individu)
            pemiliknya, tetapi juga dengan tujuan untuk memberi manfaat
            dan kebahagiaan masyarakat.
                Banyak dan macam-macam pendapat terhadap teori hak
            milik yang sebagian menjadi dasar-dasarnya Domeinverkla-
            ring dan Agraris Wet Hindia Belanda. Setengah orang tidak
            mengakui kebenaran dasar-dasar itu, golongan lainnya mem-
            benarkan dasar-dasar tersebut, dan setuju dipakainya sebagai
            dasar politik tanah Hindia Belanda.
                Golongan yang membenarkan dasar-dasar Domeinver-
            klaring di antaranya Rouffaer, Deventer, Nolst Trenite dan
            beberapa orang pengikutinya. Golongan yang anti Domeinver-
            klaring terutama Van Vollenhoven, Ter Haar Bzn, Logemann
            dan pengikutnya.
                Perbedaan faham dan alasan-alasan yang dikemukakan
            oleh mereka, perlu diketahui, untuk mengetahui bahwa soal
            tanah di Indonesia itu selalu menjadi persoalan dan perde-

            342
   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368