Page 356 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 356
Masalah Agraria di Indonesia
diancam dengan hukuman terhadap pelanggaran Undang-
undang 1876 No. 179 itu.
Selanjutnya berturut-turut diadakan Undang-undang se-
wa tanah untuk kepentingan tanaman giliran, yang terkenal
dengan Grondhuur Ordonnantie, berulang-ulang diubah dan
ditambah (1871 No. 163, 1895, 1900 dan yang terakhir tahun
1918 Stbl. No. 88) untuk Jawa. Undang-undang itu oleh Peme-
rintah Republik Indonesia diubah dengan Undang-undang
Darurat No. 6 tahun 1951, dan seterusnya disahkan sebagai
undang-undang biasa dengan beberapa perubahan dan tam-
bahan, yang diterima oleh Parlemen R.I (lihat lampiran XIa di
belakang).
Dengan adanya macam-macam Undang-undang tanah,
seperti: erfpacht, konsesi, serta persewaan, lengkaplah ma-
camnya peraturan untuk membuka segala jalan guna menja-
min kepentingan perkembangan modal besar asing di la-
pangan agraria.
II. Persoalan Mengenai Dasar-dasar Hak Tanah
Dalam membuat dan menentukan Undang-undang Agra-
ria serta peraturan yang mengikutinya, selalu menjadi perso-
alan ialah tentang: dasar-dasar hak tanah bagi Rakyat Indo-
nesia, apakah dasarnya untuk menentukan hak-hak Negara
(Pemerintah Hindia Belanda) atas tanah di Indonesia ini, untuk
menentukan hukum dan peraturan bagi kepentingan modal
asing. Yang menjadi persoalan pokok ialah: “Pegangan dan
dasar hukum apa yang kiranya dapat dipakai untuk mem-
benarkan tindakannya, bagi kepentingan politik penja-
jahannya di lapangan tanah, agar dapat dipertanggungja-
wabkan sepanjang hukum atas adat yang berlaku dalam
335