Page 456 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 456
Masalah Agraria di Indonesia
VII. Memelihara Kebaikan dan Kesuburan Tanah,
Arti Hutan bagi Manusia
Banyak orang menyangka, bahwa bumi yang memberi
makanan kepada manusia itu akan tetap selama-lamanya ber-
murah hati mengeluarkan makanan dan akan selama-lamanya
manusia terjamin kebutuhannya dengan tiada berkurang,
dengan tidak usah berusaha dan memeliharanya.
Sampai di mana kesanggupan bumi kita memberi makan
kepada mansia ini, L.M. Schwarz menerangkan dalam
bukunya ‘Harta Sejengkal;’ dengan secara populer bahwa:
Sesungguhnya yang dapat memberi makan kepada manu-
sia itu hanya selapis tanah yang subuh yang tidak lebih dari
satu jengkal tebalnya. Lapisan tanah yang sejengkal inilah yang
menjadi modal dan sumber makanan. Lapisan yang sejengkal
ini dapat berkurang faedahnya dan dapat habis karena perbu-
atan manusia atau binatang yang merusak atau karena angin
yang menghembuskan bagian yang tipis ini. Kalau lapisan yang
tipis ini hilang, maka hilanglah makanan manusia.
Tanah ialah batu yang menjadi lembut karena dimakan
hari, kena udara, kena air serta zat-zat yang terkandung di
dalamnya. Batu yang ditumbuk halus bukanlah tanah, karena
tak dapat tumbuh tanam-tanaman, jika tidak ada pengaruh
dari luar. Air dan udara serta zat-zat yang ada di dalamnya
memakan batu itu, dan oleh karena ada anasir-anasir yang
ada di dalamnya timbul ke luar dan melekat di sisi bagian-
bagian yang halus sekali. Dengan anasir-anasir yang demi-
kianlah dapat diisap oleh akar tumbuh-tumbuhan. Bunga tanah
(humus) yaitu ampas tumbuh-tumbuhan yang sudah busuk,
sangat berguna bagi kesuburan tanah dan baik pengaruhnya
terhadap batu yang dimakan hari itu. Makin dalam lapisan
435