Page 466 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 466

Masalah Agraria di Indonesia

                    Dengan begitu maka air itu tidak keras mengalir, yang
                dapat menyebabkan banjir. Banjir itu kecuali akan merupakan
                bahaya menghanyutkan benda-benda dan dapat mencelaka-
                kan manusia, juga menghanyutkan lapisan tanah yang sangat
                berguna bagi tanam-tanaman. Sebaliknya air yang meresap
                dalam tanah itu di musim kemarau akan keluar dari mata air,
                dapat menambah air keperluan di waktu kemarau.
                    Laporan Ir. Gaade menyebutkan debit sungai Brantas
                sesudah pembukaan hutan di atas dan keliling permulaan su-
                ngai itu selama waktu 17 tahun menjadi kurang 39%. Laporan
                Ir. De Vries menerangkan bahwa sesudah pembukaan hutan-
                hutan di pegunungan-pegunungan, pendapatan hasil padi sa-
                wah dalam kabupaten Bangil dalam setahunnya menjadi ku-
                rang 200.000 pikul.
                    Pada bulan Desember atau Januari banyak turun hujan
                di Kediri, Jember, Pacitan, Bagelen, Demak, Brebes dan lain-
                lain yang menimbulkan banjir. Tiap-tiap tahun orang di situ
                menderita akibatnya, kerusakan tanaman, rumah-rumah, ke-
                hanyutan ternak dan lain-lain.
                    Orang hanya tahu banyaknya hujan yang menimbulkan
                bahaya banjir. Tidak mengetahui atau tidak mengerti apa yang
                menyebabkan dan tidak mengingat akan hutan yang dibabat,
                yang menjadi sebabnya bahaya itu. Hujan yang turun di tanah
                pegunungan yang gundul (tak ada hutan atau tumbuh-tum-
                buhan kayu) di Kawedanan Ponorogo, Slaung, Taman Sari di
                Karesidenan Madiun mengalir semuanya ke sungai Madiun.
                Air itu makin lama makin meluap dan penuh. Karena sungai
                ini penuh, air-air hujan yang mengalir di kota Madiun tidak
                dapat mengalir ke sungai, dan tertahan di situ. Ini sebabnya
                tiap tahun kota Madiun ini menderita banjir. Banjir yang tiap

                                                                  445
   461   462   463   464   465   466   467   468   469   470   471