Page 668 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 668
Biografi Singkat Penulis
saan, penguatan terhadap kewarganegaraan (citizenship) dan
hak-haknya, dan bahkan kekuatan organisasi massa-lah (da-
lam hal ini BTI) yang membentuk struktur pemerintahan res-
mi (di Yogyakarta saat itu).
Selama karirnya sebagai badan pekerja DPR Daerah Yog-
yakarta mewakili BTI, Moch. Tauchid pada bulan September
1946 mengajukan usul penghapusan hak konversi atas tanah-
tanah yang dikuasai oleh pemilik asing di wilayah vorstenlan-
den. Mosi itu disertai gagasan agar penanaman tebu selanjut-
nya dikerjakan oleh rakyat dengan cara “opkoop riet” (bo-
rongan) dengan berkoperasi. Saat itu sudah dibentuk koperasi-
koperasi rakyat kelurahan. Tetapi usul itu ditolak oleh wakil
golongan buruh yang merasa dampaknya akan merugikan
mereka. Dalam perkembangannya, hak konversi di Yogya-
12
karta dihapuskan pada tahun 1948 berdasarkan UU Darurat
no. 13/1948. 13
Mengenai organisai BTI, dasar dan cara perjuangannya
adalah anti imperialisme dan feodalisme dengan cara perju-
angan revolusioner. Selain itu mereka melakukan perjuangan
berdasar pertentangan kelas. Uniknya, usaha yang dilakukan
dalam mewujudkan tujuan menuju masyarakat sosialis adalah
dengan cara pertanian kolektif dan modern. 14
12 Moch. Tauchid, op.cit., hlm. 88
13 Selo Soemardjan, “Land Reform di Indonesia”, dalam Sediono M.P. Tjondro-
negoro dan Gunawan Wiradi (ed.), Dua Abad Penguasaan Tanah: Pola Pengu-
asaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008 [edisi revisi]), hlm. 124-125
14 Badan Usaha Penerbit Almanak Pertanian, Almanak Pertanian 1954, Ja-
karta, 1954, hlm. 134. Almanak tahun 1954 ini keliru menyebut prinsip kolek-
tif BTI, sebab setahun sebelumnya, dengan terjadinya fusi BTI telah meme-
gang prinsip kepemilikan pribadi.
647