Page 670 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 670
Biografi Singkat Penulis
Namun uniknya, perinsip kepemilikan pribadilah yang diper-
tahankan. 16
Akibat fusi tersebut, Moch. Tauchid bersama kawan-ka-
wan sosialisnya yang ada di BTI memutuskan keluar. Mereka
17
bukan hanya tidak setuju dengan fusi itu, akibat dari perten-
tangan lama kelompok komunis dan sosialis pasca peristiwa
Madiun , namun juga karena memiliki perbedaan prinsip ter-
18
hadap konsep kepemilikan tanah tersebut. Pada tahun itu
19
pula, tepatnya tanggal 17 September 1953, ia kemudian mendi-
rikan dan mengetuai Gerakan Tani Indonesia (GTI). 20
Di GTI inilah Moch. Tauchid semakin mengkerucutkan
gagasan-gagasan keberadaan organisasi tani sebagai wadah
16 Wawancara dengan Imam Yudotomo, Yogyakarta, 13 Agustus 2009.
17 Andi Achdian, op.cit., hlm. 40. Bandingkan, Imam Yudotomo, Kakung-Uti...,
op.cit., hlm. 13.
18 Berbagai krisis yang terjadi di Yogyakarta antara kelompok Sjahrir, Amir Sja-
rifuddin, dan Tan Malaka antara tahun 1946-1948 menempatkan BTI pada
posisi sulit. Ia dan Wijono sebagai pimpinan BTI menolak Persatuan
Perjuangan (PP) Tan Malaka dan “Minimum Program”-nya, sekaligus berse-
berangan dengan Amir dalam peristiwa Madiun. Lihat Ben Anderson, op.cit.,
hlm. 349. Akibat peristiwa madiun Moch. Tauchid sebagai ketua BTI ditangkap
dan dipenjarakan. Dalam peristiwa ini banyak anggota BTI yang dinyatakan
terlibat. Moch. Hatta membelanya dan membuat surat pernyataan yang
menjelaskan bahwa ia bukan anggota PKI. Meski demikian pemimpin militer
saat itu, Gatot Subroto tidak mengindahkannya. Tauchid baru keluar dari
penjara ketika Yogyarakta mengalami Clash II. Pintu penjara politik dibuka
dan tahanannya dikeluarkan oleh rakyat saat Belanda memasuki kota. Wa-
wancara dengan Imam Yudotomo, Yogyakarta, 16 Agustus 2009.
19 Menurut versi Moch. Tauchid, ia sebenarnya tidak dipecat dari BTI, namun
keluar terlebih dahulu sebelum resmi disingkirkan. Ia menuntut agar RTI
melakukan “tobat” terlebih dahulu atas keyakinan “kepemilikan kolektif-
nya”. Wawancara dengan Imam Yudotomo, op.cit.
20 Badan Usaha Penerbit Almanak Pertanian, Almanak Pertanian 1954,
Jakarta, 1954, hlm. 146. GTI bersekretariat di Jl. Merdeka No. 71, Bogor.
649