Page 674 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 674
Biografi Singkat Penulis
Membaca selebaran itu akan terasa beberapa kesan. Per-
tama, sudah pada tempatnya gerakan tani menaruh keperca-
yaan tinggi dan bekerjasama dengan pemerintah (Djawatan
Pertanian). Justru dengan kuatnya organisasi tani, kinerja
32
pemerintah akan menjadi mudah dijalankan. Kedua, upaya
pemandirian kaum tani dalam hal produksi, yakni pengadaan
bibit, dilakukan dengan cara mengintegrasikan kedalam struk-
tur dan dinamika desa. Usaha pengadaan bibit sekaligus adalah
pengorganisasian desa. Ketiga, kaum tani adalah warganegara
(citizen), dengan segenap haknya; pendidikan utamanya. Pen-
didikan dan kursus kader (tingkat kabupaten hingga desa),
dilakukan dalam upaya tidak hanya meningkatkan “keteram-
pilan” bertani, namun penyadaran akan makna sebagai warga-
negara. Materi yang diusulkan dalam kursus kader di antara-
nya adalah: tatanegara, sejarah pergerakan nasional, ilmu jiwa
dan masyarakat (sosiologi), pergerakan kaum tani, pergerakan
buruh, ekonomi pertanian, hak atas tanah, kelaskaran, praktek
kerja, dan juga pengetahuan tentang budidaya pertanian.
Dunia Pendidikan Taman Siswa
Selain sebagai tokoh gerakan agraria, Moch. Tauchid pada
dasarnya adalah seorang guru. Ia adalah salah satu pimpinan
Majelis Luhur Taman Siswa, yang menjadi anggota utama Maje-
32 Orde Baru justru menjadikan organisasi massa mandul akibat kebijakan
“floating mass”. Mereka didepolitisasi dan kosa kata “politik” menjadi sesu-
atu yang tabu. Dengan demikian, warganegara tidak lebih adalah property
dari negara, dengan segenap “kewajiban-kewajiban” yang harus ditang-
gung. Nasib organisasi tani jika tidak mau terancam direpresi negara karena
sikap oposisionalnya, maka pilihannya adalah sebaliknya: menjadi opor-
tunis!
653