Page 673 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 673
Masalah Agraria
dan masih tampak ketika ia memimpin GTI. Sebagai ketua
bagian sosial ekonomi BTI, ia merumuskan bagaimana moder-
nisasi pertanian itu dilakukan. Rumusan itu ditulisnya pada
30
tahun 1947 setelah berlangsung Kongres BTI di Jember.
Pada masa itu, modernisasi pertanian berbeda jauh pema-
hamannya dengan ideologi modernisme yang dianut dalam
pembangunan pertanian periode Orde Baru, misalnya. Moder-
nisasi yang dimaksudkan dalam tulisan itu adalah, pemakaian
pupuk (pupuk kimia adalah salah satu dari 3 lainnya yang ala-
mi), pengadaan kebun bibit desa, pendidikan dan peningkatan
pengetahuan kaum petani, pembentukan dan pendidikan ka-
der tani, serta pengajaran dan kursus kader BTI. 31
21 Simak, ibid., hlm. 147.
22 Wawancara dengan Imam Yudotomo, Yogyakarta, 16 Agustus 2009.
23 Ibid.
24 Moch. Tauchid., op.cit., hlm. 82-83.
25 Wawancara dengan Imam Yudotomo, op.cit.
26 Ulasan tentang bagaimana perjanjian KMB menjadikan langkah mundur
bagi proses dekolonisasi dan restrukturisasi penguasaan sumber-sumber
agraria, dan dampaknya bagi sasaran landreform disinggung juga di dalam
buku Moch. Tauchid ini. Pasal-pasal perjanjian dapat disimak dalam Lam-
piran VII-IX. Bandingkan dengan ulasan Gunawan Wiradi, “Politik Pertanian
dari Masa ke Masa”, makalah disampaikan dalam acara “Workshop Perta-
nian YLBHI” bertema Tantangan dan Masa Depan Pertanian, di Hotel Seruni,
Cisarua, tanggal 2 Mei 2005, 13 hlm.
27 Imam Yudotomo, Kakung-Uti..., op.cit., hlm. 13.
28 Sayangnya penulis tidak mendapatkan buku tersebut. Informasi tentangnya
didapatkan dari wawancara, Imam Yudotomo, op.cit. Saat wawancara dila-
kukan, buku yang dimaksud juga belum ditemukan.
29 Ibid. Ide dibalik gugatan ini tercermin kembali dalam azas dan tujuan GTI,
pasal 4 ayat 1. Badan Usaha Penerbit Almanak Pertanian, op.cit., hlm. 147.
30 Moch. Tauchid, “Mentjapai Kemakmoeran dengan Modernisasi Pertanian”,
Barisan Tani Indonesia, 1947.
31 Simak, ibid., hlm 1-8.
652