Page 135 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 135

124   Dian Aries Mujiburohman


            besar  pemilih  diyakini lebih  mendasarkan  pilihan  pada  alasan
            emosional, daripada alasan rasional; keempat, argumentasi penolakan
            lain  bersumber  pada  kepercayaan  mereka  terhadap  kesiapan  rakyat
            untuk  menerima  sistem  ini dengan  segala  konsekuensinya; kelima,
            alasan penolakan berdimensi yuridis konstitusional, sistem pemilihan
            presiden  langsung tidak  sesuai dengan  UUD 1945. 214  Sedangkan
            menurut  Sri Soemantri masing-masing sistem  pemilihan  presiden

            mempuyai segi positif  dan  negatifnya, secara  teoritis, pemilihan
            presiden secara langsung lebih demokratis dari pada secara bertingkat,
            baik melalui dewan pemilih maupun melalui lembaga negara. 215


            D.  Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden


            1.   Tinjaun Umum Pemberhentian Presiden dan Wakil
                Presiden
                Pasal 7A  dan  7B serta  Pasal  24 ayat  (1) UUD 1945, kemudian
            dijabarkan dalam Pasal 10 ayat (2) UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang

            Mahkamah   Konstitusi, menyatakan  Mahkamah  Konstitusi Wajib
            memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
            Wakil Presiden  diduga  telah  melakukan  Pelanggaran  hukum, atau
            perbuatan tercela, maupun apabila tidak memenuhi syarat sebagai
            Presiden  dan/atau  Wakil Presiden. Ketentuan  tersebut  tersirat
            makna  adanya  kemunkinan   terjadinya  Pemberhentian  Presiden
            dan/atau  Wakil Presiden  dalam  masa  jabatannya  yang lazimnya
            disebut Impeachment.

                Impeachment   berasal dari kata  Impeach  yang artinya  (1)
            menuduh, mendakwa, (2) mencurigai (3) memanggil untuk memberi




            214  Triwahyuningsih, Pemilihan Presiden Langsung: Dalam Kerangka
                Negara Demokrasi. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm. 7-8.
            215  Sri Soemantri, Tentang Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD 1945,
                (Bandung: Citra Bakti, 1993), hlm. 113.
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140