Page 143 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 143

132   Dian Aries Mujiburohman


            (1) Melakukan  pelangaran  hukum; penghianatan  terhadap  negara,
            korupsi, penyuapan, tindak  pidana  berat  lainnya, atau  perbuatan
            tercela; (2) Terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden.

                a)  Penghianatan terhadap Negara

                Ketentuan melakukan penghianatan terhadap negara terdapat
            dalam  Pasal 10 ayat  (3) huruf  a  UU No. 24 tahun  2003 tentang
            Mahkamah   Konstitusi, yang menyebutkan  penghianatan  terhadap
            negara adalah tindak pidana terhadap keamanan negara sebagaimana
                                       232
            diatur dalam undang-undang.
                Bab I buku ke II KUHP memuat tentang Kejahatan Keamanan
            Negara sebagai terjemahan dari KUHP yang asli tentang Misdrijven
            tegen de Veiligheid van den Staat, menterjemahkan dengan kejahatan
            tentang keamanan  negara  memberikan  konotasi terhadap  suatu
            keadaan  dimana  negara  tidak  aman, misalnya  banyak  pencurian,
            pembunuhan dan sebagainya, keamanan mempuyai pengertian yang
            terlampau luas yang dapat diartikan untuk rust and orde, keamanan

            dan ketertiban dalam masyarakat. 233
                Micheal H.H.Louw  memberikan  pengertian  tentang keamanan

            nasio    suatu keadaan y  bebas   tekanan isik dari




            luar, kadar  dari keamanan  adalah  relatif, karena  tergantung pada
            persepsi pimpinan  suatu  pemerintah  dimana  harus  didasarkan  pada
            pertimbangan obyektif dari pandangan dan kemampuan musuh, juga
            subyektif tergantung pada pribadi dari pimpinan dan moral masyarakat. 234
                Aturan  dalam  Bab  I buku  kedua  KUHP  adalah  suatu  aturan
            terhadap  kegiatan  kehidupan  ketatanegaraan, yaitu  tentang




            232  Indonesia, Undang-Undang tentang Mahkamah Konstitusi, UU No. 24,
                (LN No. 98 tahun 2003. TLN No. 4316).
            233  Loebby Loqman, Delik Politik di Indonesia, Cet pertama (Jakarta: Ind-
                Hill-co, 1993), hlm. 67.
            234  Ibid.
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148