Page 144 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 144

Pengantar Hukum Tata Negara  133


              penjagaan  terhadap  ancaman   kehidupan  bernegara, misalnya
              tidak  berfungsinya  Presiden, merubah  ideologi Negara   dan
              sebagainya, Lebih tepat apabila disebut sebagai Kejahatan Terhadap
              Pelestarian Kehidupan Bernegara, karena yang dijaga disini adalah
              berlangsungnya kehidupan bernegara, atau kejahatan tatanegara


                  b)  Korupsi dan Penyuapan
                  Korupsi berasal dari kata  Latin  “corruption”  dalam  bahasa
              Inggris  “corruption” dalam bahasa Belanda “korruptie”  dan dalam
                                       235
              bahasa Indonesia “Korupsi”.  Kata korupsi dalam bahasa Indonesia
              berarti penyuapan, perusakan  moral, perbuatan  yang tidak  beres
              dalam  jabatan, pemalsuan  dan  sebagainya. 236  Dari perumusan

              tersebut, sangat  jelas  bahwa  tindak  pidana  korupsi ini sangat  erat
              kaitannya  antara  pengunaan  kekuasaan  secara  tidak  patut  dengan
              jabatan/kedudukan  yang melekat   pada  diri pengawai negeri/
              kedudukan istimewa itu, atau disebut juga “Crime by Government”. 237
                  Pengertian  korupsi jangan  diasosiasikan  dengan  penggelapan

              keuangan negara, tidak kalah jahatnya adalah penyuapan (bribery)
              dan  penerimaan  komisi secara  tidak  sah  (kickbacks). Kegiatan
              semacam   ini dilakukan  oleh  pihak  swasta  dan  karena  itu  dapat
              dibedakan antara “bureaucratic corruption” dan “private corruption”
              apa yang menyamakan kedua korupsi ini dan juga kejahatan ekonomi
              adalah bahwa para pelakunya adalah para pemegang “kuasa” dalam




              235  Djoko  Prakoso, et.al.  Kejahatan-kejahatan yang Merugikan  dan
                  Membahayakan Negara, Cet Pertama, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987),
                  hlm. 389.
              236  Ibid, hlm. 391.
              237  Indrianto  Seno  Adji,  “Overheidsbeleid”   Asas  “Materiele
                  Wederrechteleijkheid” Dalam Perpektif  Tindak Pidana Korupsi di
                  Indonesia,  Makalah  yang disampaikan  pada  Penataran  Nasional
                  “Hukum Pidana dan Krimonologi ke XI Tahun 2005” kerjasama antara
                  Fakultas Hukum Universitas Surabaya, Forum 2004, dan ASPEHUPIKI
                  di Hotel Hyatt Surabaya, 13-16 Maret 2005. hlm. 15.
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149