Page 194 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 194

Pengantar Hukum Tata Negara  183


              faktor  diatas  dan  ketidakmampuan  partai  yang tergabung dalam
              konstituante  untuk  mencapai konsesus  mengenai dasar  negara
              untuk undang-undang dasar baru, sehingga Soekarno mengeluarkan
              Dekrit  Presiden  5 Juli 1959 sekaligus  mengakhiri masa  demokrasi
              parlementer.


                  b.  Demokrasi Terpimpin
                  Demokrasi terpimpin  menonjolkan  dominasi kekuasaan  oleh
              Presiden, bahkan  presiden  sebagai pemegang kekuasaan  eksekutif
              turut campur tangan di bidang yudikatif dan legislatif. Pada bidang
              yudikatif  presiden  melakukan  pembatasan  terhadap  kebebasan
              badan  pengadilan  dan  pada  bidang legislatif  presiden  meniadaan

              fungsi kontrol DPR. Selain  itu  terjadi pembatasan  peranan  peran
              partai politik,  meluasnya  peran  ABRI sebagai kekuatan  sosial-
              politik, dan semakin berkembangnya pengaruh komunis. Demokrasi
              terpimpin di Indonesia diterapkan semenjak Dekrit Presiden 5 Juli
              1959 sampai 30 September 1965 (G 30 S/PKI).

                  Demokrasi terpimpin  adalah  demokrasi yang di pimpin  dan
              ditentukan  oleh  presiden, puncaknya  dapat  dilihat  TAP  MPRS
              No.III/1963 yang mengangkat  Pemimpin  Besar  Revolusi Indonesia
              Bung Karno menjadi Presiden Seumur hidup. Hal ini adalah bentuk
              penyelewengan terhadap UUD 1945 misalnya pengankatan Presiden
              seumur  hidup  membatalkan  masa  jabatan  Presiden  lima  tahun
              dalam  UUD 1945 dan  membubarkan   DPR  hasil pemilihan  umum
              padahal Presiden tidak mempuyai wewenang tersebut.

                  Lahirnya  Dekrit  Presiden  5 Juli 1959, 332  menurut  Bintan  R.
              Saragih  dilatar  belakangi oleh; pertama,  faktor  kabinet  yang tidak




                  Pelaksanaanya Di Indonesia, Op.cit, hlm. 128.
              332  Dekrit  Presiden  berisi pernyataan; 1) pembubaran  konstituante, 2)
                  tidak berlakunya lagi UUD Sementara 1950, (3) berlaku kembali UUD
                  1945, (4) Pembentukan MPRS dan DPRS.
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199