Page 197 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 197

186   Dian Aries Mujiburohman


                (b) Badan kehakiman/peradilan yang bebas dan merdeka, (c) Pers
                yang bebas, (d) Prinsip Negara hukum, (e) Sistem dwi partai atau
                multi partai, (f) Pemilihan  umum  yang demokratis, (g) Prinsip
                mayoritas, (h) Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas.




            B.  Pemilihan Umum


            1.  Tujuan Pemilihan Umum

                Dalam ilmu hukum tata negara, pemilihan umum merupakan
            salah satu cara pengisian jabatan untuk memilih wakil-wakil rakyat
            dalam suatu negara demokratis. Dengan perkataan lain, objek kajian
            hukum  tata  negara  sebagai hukum  yang mengatur  keorganisasian
            negara  dan  cara  menjalankan  pemerintahan, menurut  Maurice
            Duverger diantaranya mencakup persoalan cara rakyat menjalankan
            hak-hak ketatanegaraan, seperti sistem perwakilan di dalam negara,

            sistem  pemilihan  umum, parlemen, menteri-menteri, kepala
            pemerintahan (chief de l’Etat), dan sebagainya. 338
                Pelaksanaan pemilu merupakan momentum yang sangat penting
            bagi pembentukan   pemerintahan  dan  penyelenggaraan  negara
            periode  berikutnya. Begitu  pentingnya  pemilu  yang dilaksanakan
            secara  berkala, karena  beberapa  alasan. Pertama, pendapat  atau

            aspirasi rakyat  mengenai berbagai aspek  kehidupan  bersama
            dalam masyarakat bersifat dinamis, dan berkembang dari waktu ke
            waktu. Kedua, kondisi kehidupan bersama dalam masyarakat dapat
            berubah, baik karena dinamika dunia internasional maupun karena
            faktorfaktor dalam negeri. Ketiga, perubahan aspirasi dan pendapat
            rakyat juga dapat dimungkinkan terjadi karena pertambahan jumlah
            penduduk/rakyat  yang dewasa  sebagai pemilih  baru  (new voters).



            338  Usep  Ranawijaya, Hukum T’ata Negara Indonesia Dasar-dasarnya,
                (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 16- 17.
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202