Page 63 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 63

52    Dian Aries Mujiburohman


            Pada  umumnya  pembicaraan  tentang tujuan  negara  ini terutama
            berhubungan dengan bentuk negara, susunan negara, organ-organ
            negara  atau  badan-badan  negara  yang harus  diadakan, fungsi dan
            tugas  daripada  organ-organ  tersebut, serta  hubungannya  antara
            organ  yang satu  dengan  organ  yang lainnya  disesuaikan  dengan
            tujuan negara. Tanpa pembagian tugas yang jelas dalam suatu negara
            sebagai organisasi, tujuan tidak akan tercapai.

                Tujuan negara Indonesia adalah tujuan nasional yang terdapat
            dalam  pembukaan  UUD 1945 alinia  keempat: “Untuk  membentuk
            suatu  pemerintah  negara  Indonesia  yang melindungi segenap
            bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

            memajukan    kesejahteraan  umum,   mencerdaskan   kehidupan
            bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
            kemerdekaan, perdamaian    abadi dan   keadilan  sosial, maka
            disusunlah  kemerdekaan  kebangsaan  Indonesia  itu  dalam  suatu
            Undang-Undang Dasar   Negara  Indonesia, yang terbentuk  dalam
            suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
            dengan  berdasar  kepada  Ketuhanan  Yang Maha  Esa, Kemanusiaan
            yang adil dan  beradab, Persatuan  Indonesia  dan  Kerakyatan  yang
            dipimpin  oleh  hikmat  kebijaksanaan  dalam  Permusyawaratan/

            Perwakilan, serta  dengan  mewujudkan  suatu  Keadilan  sosial bagi
            seluruh rakyat Indonesia”.
                Tujuan negara ialah negara itu sendiri. Menurut Hegel, negara itu
            adalah person yang mempunyai kemampuan sendiri dalam mengejar

            pelaksanaan idee umum. Ia memelihara dan menyempurnakan diri
            sendiri. Maka  kewajiban  tertinggi manusia  adalah  menjadi warga
            negara  sesuai dengan  undang-undang. Hegel juga  menciptakan
            teori dialektika: melalui tese, antitese dan sintese lahir dan timbullah
            kemajuan. 70


            70  Abu Daud Busroh, Ilmu Negara,  Cet. 3. ( Jakarta:Bumi Aksara, 2001),
                hlm.  49.
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68