Page 151 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 151
Sementara di sisi lain terdapat kecendrungan peningkatan
permintaan produk perikanan (khususnya udang) di pasar internasional.
Pada tahun 1990-an, pasar ekspor utama udang Indonesia adalah negara
Jepang, diikuti Amerika Serikat dan Hongkong. Ekspor ke Jepang tahun
1990 - 1994 meningkat 2,51 persen, ke USA meningkat 8,46 persen dan
ke Hongkong meningkat 17,11 persen (Direktorat Jenderal Perikanan,
1995). Perkembangan volume impor udang oleh Jepang, sejak 1972
sampai 1990 menunjukkan peningkatan, dengan laju pertumbuhan
rata-rata 9,19 persen pertahun. Volume impor udang Indonesia pada
1972 tercatat 13.824 MT dan pada 1990 telah mencapai 53,371 MT.
Sementara volume impor udang Jepang total keseluruhan mencapai
58.120 MT pada 1972 dan meningkat menjadi 304.201 MT pada 1990,
sehingga menjadikan Indonesia sebagai pemasok utama udang beku dan
segar ke Jepang. Optimisme pemerintah juga ditunjukkan dengan stock
assesment pada 1973-1974 yang memperkirakan potensi sumberdaya
perikanan Indonesia mencapai 4.500.000 ton/tahun, selanjutnya juga
dilakukan revisi estimasi potensi lestari sumberdaya udang pada 1983
yang diperkirakan mencapai 69.000 ton/tahun, menjadi 100.700 ton/
tahun pada 1991 (lihat Tabel 5.4).
Tabel 5.4. Daerah Sebaran dan Potensi Sumberdaya Udang
Sumber: Soewito, Dkk., 2011
Kondisi inilah yang kemudian merangsang perusahaan-perusahaan
cold storage, berikut industri pengolahannya mensponsori dilakukannya
124 Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang