Page 153 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 153
menangkap udang/ikan, beberapa petinggi kampung setempat, bahkan
ada yang kemudian berprofesi ganda sebagai nelayan trawl.
5.1.3 Penetrasi Lembaga Kapitalis dalam Kebijakan Perikanan
Meskipun pelarangan trawl tidak secara langsung menyebabkan
penurunan jumlah produksi perikanan tangkap di pantai timur
Kalimantan (seperti terlihat pada tabel diatas), namun produksi udang
hasil tangkapan nelayan tradisional dilaporkan cenderung menurun.
Pelarangan trawl juga menyebabkan pengalihan kegiatan ekonomi
nelayan lokal secara sepihak. Padahal pertimbangan penghapusan jaring
trawl menurut Keppres No. 39 Thn 1980, adalah untuk mendorong
peningkatan produksi yang dihasilkan oleh nelayan tradisional. Kebijakan
kontra-produktif tersebut, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan
penertiban secara keras, bahkan diikuti penangkapan terhadap nelayan-
nelayan trawl lokal oleh aparat Kodim. Menurut seorang saksi, mereka
yang tertangkap tidak hanya diberikan sanksi badan, namun juga diikuti
dengan penyitaan, bahkan pembakaran terhadap peralatan tangkap yang
digunakan. Kondisi ini menurut Soetarto (2006), tidak terlepas dari
semangat “Trilogi Pembangunan” yang diintrodusir pemerintahan Orde
Baru, yang cenderung mengedepankan kepentingan unsur ‘stabilitas
politik’ dengan kuat, namun dengan aksen yang bias kendali negara
(state nationalism).
Menariknya, penghapusan jaring trawl yang sudah diperkirakan
akan berakibat pada penurunan produksi udang nasional tersebut,
“disisipi harapan” dari pihak pemerintah untuk mengamankan kebijakan
“ Program Udang Nasional”, seperti tertuang dalam Pasal 7, Keppres No.
39 Thn 1980. Menurut mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Rohmin
Dahuri (2009), “ Program Udang Nasional” yang mulai dicanangkan
pada 1982, merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi
udang nasional yang sempat anjlok akibat pelarangan penggunaan pukat
harimau (trawlers) pada 1980. Kebijakan “turunan“ inilah, yang kemudian
secara tidak langsung ikut menggiring para nelayan tangkap untuk beralih
profesi sebagai pembudidaya udang. Setidaknya pada 1990, sebanyak 551
126 Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang