Page 156 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 156

Jika mencermati latar belakang sejarah penerbitan Keppres No.
             39 Tahun 1980, hingga poses pelaksanaannya di lapangan, sulit untuk
             tidak mengatakan “penerbitan Keppres No. 39 Tahun 1980 sarat dengan
             berbagai kepentingan”. Tentunya kolaborasi kepentingan penguasa saat
             itu, serta pemodal disektor perikanan nasional dan asing, melalui penetrasi
             kapital lembaga keuangan internasional. Kelak, kebijakan ini tidak hanya
             berdampak pada konversi hutan negara (mangrove) secara massive untuk
             kegiatan pertambakan, namun juga mendorong kemunculan pengusaha-
             pengusaha pribumi yang berhasil memanfaatkan momentum tersebut,
             sehingga mampu mengembangkan pertumbuhan kapitalisme lokal yang
             berbasis perikanan budidaya.

             5.1.4 Mensiasati Over Fishing
                 Penggunaan alat negara dalam proses penghapusan  trawl dilapangan,
             tidak dapat dipungkiri berhasil mengalihkan kegiatan ekonomi sebagian
             besar masyarakat setempat menjadi nelayan non  trawl. Bahkan, cukup
             efektif dalam menggiring para nelayan tangkap untuk beralih profesi
             sebagai pembudidaya udang, yang diharapkan mampu mengamankan
             “ Program Udang Nasional”. Namun demikian, tidak sedikit nelayan
               trawl yang tetap melaut meskipun harus “kucing-kucingan” dan
             menghadapi resiko penangkapan oleh aparat, sebagian kecil diantara
             mereka mengalihkan kegiatan ekonominya dalam pelayaran tradisonal/
             perdagangan antar pulau, karena minimnya dana kompensasi yang
             tersalur dan stigma kegiatan perikanan budidaya yang kurang prospektif.
             Salah seorang yang berani mengambil resiko dan sukses menjadi milyarder
             di sektor pelayaran tradisonal/perdagangan antar pulau tersebut, adalah
               Haji Saraping yang sebelumnya merupakan nelayan  trawl yang beroperasi
             di sekitar Delta Mahakam – Tarakan.
                 Meskipun terlihat menjanjikan, namun kegiatan penangkapan udang
             di sekitar perairan Delta Mahakam dan sekitarnya, sejak akhir 1990-an
             diduga telah mengalami degradasi stok udang, hal ini “diamini” oleh
             hampir semua nelayan yang mengeluhkan minimnya hasil tangkapan
             mereka. Menurut  Juliani (2004), potensi lestari perairan Delta Mahakam




             Siasat Menguras Sumberdaya Perikanan                         129
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161