Page 165 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 165

dan pencarian, yang dilanjutkan dengan kegiatan eksploitasi dan
            pengembangan lapangan-lapangan migas (diantaranya berupa kegiatan
            survey dan pengeboran), hingga kegiatan sektor menengah sampai hilir,
            yang umumnya berupa pengolahan dan pendistribusian minyak ke kilang-
            kilang minyak dan gas dengan menggunakan pipa. Namun demikian,
            kegiatan usaha hulu industri migas tetap harus tunduk pada Pasal 33,
            UU No. 22/2001 yang menyatakan bahwa “hak atas Wilayah Kerja tidak
            meliputi hak atas tanah permukaan bumi dan tidak pada tempat-tempat
            tertentu”. Di atas tanah permukaan inilah benturan kepentingan antara
            kegiatan usaha hulu migas dengan kegiatan usaha perikanan budidaya/
            tangkap sering terjadi. Hal ini dikarenakan zona potensial penghasil
            migas meskipun berbeda “ruang” namun berada pada “area permukaan”
            yang sama dengan kegiatan perikanan, dimana kandungan migas berada
            di “ruang” bawah (dalam perut bumi), sedangkan potensi sumberdaya
            perikanan tangkap/budidaya berada di ruang atas dari permukaan tanah.
            Demikian panjang dan kompleksnya praktek kegiatan pengelolaan
            migas (lihat Tabel 5.5), telah menempatkan sektor strategis ini beresiko
            berbenturan dengan kepentingan berbagai stakeholder (khususnya
            kegiatan pertambakan).
                Pada tahap eksploitasi, kegiatan pertambangan migas yang
            terkonsentrasi pada usaha-usaha produksi migas, pengolahan lapangan,
            distribusi melalui pipa di lapangan, membutuhkan alokasi ruang
            permukaan yang besar. Di dalam ketentuannya, lokasi-lokasi yang akan
            digunakan untuk kegiatan tersebut haruslah mengantongi hak pakai
            sesuai dengan persyaratan keamanan instalasi migas dan harus bebas
            dari kepentingan atau pemakaian/pengunaan pihak lain pada jarak-jarak
            tertentu dari masing-masing jenis instalasi. Hal tersebut juga diatur dalam
            UU No. 22/2001 Pasal 36 ayat (1), “Dalam hal Badan Usaha atau Bentuk
            Usaha Tetap telah diberikan Wilayah Kerja, maka terhadap bidang-bidang
            tanah yang dipergunakan langsung untuk kegiatan usaha minyak dan
            gas bumi dan area pengamanannya, diberikan hak pakai sesuai dengan
            ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan wajib memelihara
            serta menjaga bidang tanah tersebut”. Dimana pihak perusahaan migas



         138                      Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170