Page 193 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 193

Gambar 6.5 Perbandingan RTP dan Luas Tambak dengan Produksi
                            Perikanan Budidaya Delta Mahakam
                Sumber: Data Primer Diolah dari Laporan Tahunan Statistik DPK Kutai
                                 Kartanegara 2001 – 2008
                Menariknya, meskipun banyak tambak di Delta Mahakam berstatus
            ilegal karena dibangun diatas area  KBK, namun ironisnya pemerintah
            ( Dephut) sebagai pemilik otoritas tidak mampu berbuat apa-apa.
            Ketidakpastian hukum, tidak hanya menyebabkan petambak/ponggawa
            tidak memiliki legalitas penguasaan atas lahan-lahan tambak yang
            mereka garap. Tarikan garis di atas kertas peta oleh negara tersebut,
            bahkan telah mengakibatkan hilangnya akses masyarakat lokal terhadap
            sumberdaya alam yang telah mereka tradisikan, bahkan jauh sebelum
            negara ada. Dalam kesimpulan studinya,  Peluso (2006) mengingatkan,
            bahwa berbagai kebijakan penguasaan dan pengendalian negara
            semakin menjauhkan penduduk desa di sekitar hutan dari negara dan
            menjuruskan mereka pada alternatif-alternatif “ilegal” menurut definisi
            negara dalam pemanfaatan tanah hutan. Masa depan dibayangi dengan
            naiknya biaya ekonomis, sosial dan politis di pihak perhutani ( Dephut),
            sulitnya upaya-upaya lain untuk “membangun” perekonomian desa
            hutan dan berlanjutnya perusakan serta kemerosotan hutan. Hal serupa




         166                      Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198