Page 188 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 188
terjadinya persaingan ketat, tanpa harus tergelincir kedalam anarki atau
tanpa harus membahayakan kehidupan masyarakat secara luas. Dalam
kerangka seperti itu, sifat baik seseorang bukan lagi menjadi suatu hal
yang mutlak ada, akan tetapi sekedar sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang dikendaki. Karenanya menurut Mattulada (1985), watak
dagang dan wirausaha pada diri orang Bugis yang potensial baru dapat
berkembang semestinya, jika disertai dengan pengembangan prinsip-
prinsip usaha yang bebas, dengan pengorganisasian usaha melalui
bimbingan dan perlindungan penguasa. Jika tidak, watak niaga/“usaha
bebas” yang ada pada diri orang Bugis dapat tersalur melalui jalan-jalan
lain, seperti kegiatan usaha penyelundupan dan usaha-usaha semacamnya
yang cenderung negatif.
Sejumlah motif ekonomi diketahui juga mendasari tindakan
sejumlah nelayan di pantai timur Kalimantan yang berani mengambil
resiko melakukan kegiatan illegal dengan menjadi penyelundup di
kawasan perbatasan. Sebelum pada akhirnya berubah haluan menjadi
wirausahawan disektor perikanan, diantaranya yang sangat fenomenal
adalah (alm.) Haji Muhiddin dan Haji Saraping. Latar belakangnya tidak
dapat dipisahkan dengan kebijakan pelarangan trawl yang dilakukan
tanpa memperhitungkan solusi alternatif bagi mereka yang tidak terserap
dalam kegiatan usaha non- trawl yang digagas pemerintah. Banyak
diantara pelaku “usaha ilegal” tersebut, merasa kecewa dengan kebijakan
sepihak yang mematikan usaha mereka, sementara usaha alternatif yang
ditawarkan dianggap belum mampu memberikan keuntungan yang lebih
baik dibandingkan usaha sebelumnya. Akibatnya motif-motif instan yang
dapat memberikan keuntungan lebih besar atau setidaknya setara dengan
keuntungan usaha sebelumnya, meskipun oleh pemerintah dikategorikan
ilegal menjadi pilihan yang dianggap pantas.
Menurut Berger (1991), konsepsi tentang motif yang disebutnya
sebagai pragmatic motive, terjadi ketika pengetahuan manusia ditentukan
oleh kepentingan pragmatis individu setiap hari. Manusia melakukan
tindakan berdasarkan atas pengetahuannya ada atau tidaknya
kepentingan. Jadi semakin besar kepentingan dibalik tindakan, maka
Tercerabut Atau Terakumulasi 161