Page 226 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 226
melalui jaringan patronase, sehingga berhasil memonopoli raw material.
Para ponggawa yang bukan berasal dari golongan lapisan atas atau elit
tradisional ini, telah membuktikan bahwa mereka adalah pengusaha
mandiri yang mampu tumbuh dan berkembang tanpa campur tangan
22
negara. Melalui pemanfaatan sumberdaya agraria secara “kreatif”, yang
terbukti memberikan kemakmuran. Sebagaimana disinyalir Bernstein
(2008), bahwa beberapa bentuk pertanian kapitalis mungkin bisa
menciptakan lapangan pekerjaan tambahan dalam usaha tani dan kerena
itu setidaknya memiliki dampak mengurangi kemiskinan dalam tingkat
tertentu di pedesaan.
Sebuah kenyataan yang sangat mengagumkan. Dimana efek-efek
perbanyakan lapangan kerja diciptakan oleh beberapa bentuk usaha
pertambakan, berikut industri kapitalis kontemporer yang berspesialisasi
menghasilkan komoditi-komoditi perikanan, yang diproduksi dengan
cara-cara yang sekaligus padat modal dan padat tenaga kerja, serta
kompetitif secara internasional. Meskipun kenyataan itu tidak juga
mampu mendorong pemberlakukan mekanisme insentif dan disinsentif
secara adil oleh pemerintah. Yang sangat penting artinya dalam
merangsang pertumbuhan aktivitas ekonomi lokal berbasis sumberdaya
secara berkelanjutan. Seperti pengenaan pajak progresif atau restribusi
dalam usaha pertambakan bagi pemerintah, yang dapat dialokasikan
untuk meningkatkan pelayanan ekologis, perbaikan kualitas lingkungan,
pengadaan infrastruktur dan merangsang pengembangan research
development bagi keberlanjutan usaha pertambakan. Selain mendorong
hilirisasi industri perikanan yang bernilai tambah tinggi, serta penggunaan
teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
Ketiga, hilangnya hak tradisional komunitas lokal. Dimana
umumnya penguasaan tanah secara tradisional lebih bersifat komunal,
22. Pengusaha mandiri adalah pengusaha lokal yang mampu bangkit dan berkembang tanpa
campur-tangan negara, tumbuh secara progresif – bahkan mampu melakukan take
over atas perusahaan asing dan ikut menopang kertepurukan ekonomi bangsa ketika
terjadi krisis. Memiliki sejumlah fungsi pokok, yaitu; sebagai manajer (administratur);
pemanfaat peluang (menanggung ataupun menekan resiko); pembaharu/inovator;
dan sebagai stabilisator-dinamisator sosial, yang dalam batas-batas.
Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang 199