Page 228 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 228

Realitas tersebut, beririsan dengan temuan  Knight (1982), yang
             menganggap daerah pedesaan telah menjadi bagian integral dari
             sistem produksi kapitalisme – suatu penilaian yang juga digarisbawahi
             oleh  Geertz (1992). Dimana produksi pertanian di abad-19 dan ke-20
             ditandai oleh bentuk bagi hasil, sewa tanah dan hubungan kerja upahan
             antara pemilik tanah dan petani yang tidak mempunyai tanah dan itu
             jauh dari penggambaran menghilangnya struktur prakapitalis. Malah
             memperlihatkan pertumbuhan hubungan kapitalis yang merembes ke
             semua jurusan dengan segala reaksinya ( Husken, 1998). Sesuai dengan
             interpretasi  Collier Dkk (1996), yang menyebut diferensiasi pertanian
             dan kapitalisme di Jawa berjalan secara bersamaan. Dimana modernisasi
             pertanian dibawah rezim  Orde Baru telah mengakibatkan masyarakat
             pedesaan di Jawa terbagi menjadi dua golongan, golongan pemilik
             tanah komersial dan golongan massa pekerja penerima upah, hingga
             membentuk hubungan produksi yang bersifat kapitalisme.
                 Dari sini menjadi jelas, betapa kapitalisme pertambakan tidak hanya
             timbul sebagai akibat dari proses diferensiasi sosial yang terjadi dalam
             masyarakatnya, serta pada upah kerja dan produksi komoditi. Namun juga
             disatukan melalui bentuk produksi yang menghasilkan surplus (seperti;
             bagi hasil, upeti untuk majikan dan pajak tanah) dengan produksi
             kapitalisme untuk pasar. Artinya, kapitalisme memiliki banyak wajah.
             Semangat prakapitalis yang dipertahankan melalui patronase dalam
             hubungan produksi pada sektor perikanan budidaya yang menghasilkan
             surplus dalam memenuhi kebutuhan pasar, merupakan wujud operasi
             kapitalisme di aras lokal.


             7.2 BERJALAN DALAM DIAM

                 Pembentukan ekonomi lokal di kawasan Delta Mahakam yang
             digerakkan oleh kegiatan usaha pertambakan telah memberikan
             pengaruh signifikan terhadap perubahan landscape ekologi lokal. Hal
             ini dapat ditelusuri dari beberapa momentum penting berikut ini.
             Pertama, proses kapitalisasi dalam kegiatan pertambakan telah memicu




             Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang                         201
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233