Page 203 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 203

Keistimewan Yogyakarta
                Tidak aneh jika dicurigai bahwa pemberlakuan itu bias
            pusat, dan penggunaan UUPA adalah dalih belaka. Sebagai-
            mana dinyatakan, ‘UU Agraria masuk Yogya, jawaban Sultan
            gampang saja, itu pokil-pokilan (politis).….ini yang menye-
            babkan geger, orang yang mau mendongkel itu nggak ngerti,
            salah satunya Pak Tardjo Rustam itu. 40
                Akibat pelaksanaan UUPA di Yogyakarta saat itu, seba-
            gaimana kesaksian tokoh kesenian tradisional Yogyakarta,
            Bondan Nusantara, adalah,

                ‘pemberlakuan UUPA 1960 pada tahun 1984 menghasilkan
                Sertifikasi pada tanah sultan, dapat dibeli oleh warga mela-
                lui pemda. Sejak saat itu banyak Sultan Grond yang dimiliki
                warga secara sah dengan bukti sertifikat. Tanah yang semu-
                la dikuasai secara anggaduh/magersari, bisa disuwun untuk
                dimiliki secara sah. Caranya dengan mengajukan ke keraton
                bagian panitikismo dan nanti diurus oleh pemda. Ibu saya
                pernah membeli, di 5 rumah sebelah baratnya keraton.
                Rumah ini saya jual, sekarang jadi apa gerai pakaian atau
                apa begitu. Nah di sertifikat itu ada tanda tangan dari peme-
                rintah dan dari keraton’. 41

                Bahkan dicurigai bahwa pelaksanaan itu mempunyai
            interes tertentu dari ‘keluarga Cendana’. Bondan melanjut-
            kan,

                ‘Setelah tahun 1984 itu pula, pernah terjadi tanah Sultan
                yang cukup luas di dalam jeron beteng dijual oleh pihak
                dalam keraton tanpa sepengetahuan Sultan. Beliau marah
                setelah tahu, marahnya dengan cara mendiamkannya saja.
                Sebab itu juga, Probosutedjo, adik Soeharto membeli banyak



            40  Wawancara dengan R.M. Tamdaru Tjakrawerdaya, op.cit.
            41  Bondan Nusantara, Wawancara,Yogyakarta, 24 Desember 2008.

            180
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208