Page 227 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 227

Keistimewan Yogyakarta
            pendorong maraknya usaha kerajinan batik. Pada 1927
            tercatat tidak kurang dari 169 perusahaan batik dan home
            industri batik yang tersebar di seluruh kota dan tiga kabupten
            lainya. Aktivitas sosial-ekonomi ini memunculkan upaya per-
            baikan jalan, tranportasi umum, pola-pola baru pemasaran,
            interaksi sosial yang makin luas, dan bentuk-bentuk baru
            relasi sosial. Tiap pagi dan sore para pekerja dan tukang cap
            batik pulang pergi dari Karangkajen ke Mlangi (±10 km) dan
            Kota Gede(±2 km), perjalanan ditempuh dengan jalan kaki
            atau naik sepeda. Waktu tempuh yang dibutuhkan mencapai
            sekitar 30 menit (Kota Gede) sampai 1 jam (Mlangi) perjalanan,
            waktu yang cukup lama bagi orang-orang itu untuk berjalan
            bersama dan melakukan kontak-kontak personal dan ekonomi.
            Pengerjaan batik dan pemasaranya melibatkan banyak perem-
            puan, sekitar 2.834 dari jumal pekerja 13.095 orang adalah
            perempuan. Itu baru di Bantul belum di tempat-tempat lain.  5
                Beragamnya barang kerajinan dan merebaknya lokasi-
            lokasi sebagai tempat dimana komunitas-komunitas kreatif
            di Yogyakarta muncul, sesungguhnya dapat ditelusuri dari
            sini (penempatan pemukiman seturut keahlian kelompok). 6
            Seperti disebutkan tadi bahwa hubungan antara ruang dan




            5  Ibid, hlm. 42—43.
            6  Kampung yang tumbuh di luar benteng merupakan kelompok seprofesi
             seperti pemerintahan, militer, pertukangan, pengrajin, serta golongan
             bangsawan; Pajeksan, kampung para Jaksa, Gandekan, kampung pesuruh
             istana, Dagen, tempat para tukang kayu, Jlagran, tempat para penata batu,
             Gowongan, kampung ahli kayu dan bangunan, dsb. Lihat Ryadi Goenawan &
             Darto Harnoko, Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogykart, Mobilitas Sosial
             D.I. Yogyakarta Periode Awal Abad 20-an, (Jakarta: Departemen Pendidikan
             dan Kebudayaan RI,1993), hlm. 17-18

            204
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232