Page 232 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 232

Perebutan Ruang dan Kontestasi Budaya

               adalah wilayah yang paling padat penduduknya. Di sekitar
               timur benteng Kompeni tumbuh pemukiman orang-orang Ero-
               pa, sedangkan di sekitar pasar (Beringharjo) tumbuh pemu-
               kiman orang-orang Cina. Mereka kemudian meluaskan pemu-
               kimanya ke timur Sungai Code, kampung itu sekarang disebut
               dengan Bintaran. Awal abad 20 orang-orang Eropa membuka
               daerah pemukiman baru di bagian utara kota di kampung yang
               kini disebut Kota Baru. Sedangkan orang-orang Cina yang
               semula bermukim di sekitar Pasar Beringharjo melebar ke
               Kampung Beskalan dan Ketandan. Hadirnya sistem produksi
               baru dan dorongan alamiah profesi khusus mereka sebagai
               pedagang, pemungut cukai, dan pemilik rumah candu mem-
               buat golongan ini menyebar ke tempat-tempat lain seturut
               dengan pembukaan jalur transportasi baru. Timur Asing Arab
               mendiami kampung yang disebut Sayidan. 13
                   Sedangkan kawasan pinggiran yang melingkari pemu-
               kiman elite politis dan bisnis ini adalah permukiman bumi-
               putera. Pemukiman bumiputera selain mengelilingi kawasan
               pemerintahan kolonial juga mengelilingi kekuasaan feodal.
               Pada masa setelah kemerdekaan permukiman elite kolonial
               ini telah berganti penghuni; dari birokrat kolonial ke birokrat
               nasional. Sedangkan kawasan pusat perdagangan berubah
               wajah fisiknya. Pusat perdagangan di Yogyakarta kini dijejali
               oleh pusat-pusat perbelanjaan serta perluasan zona perda-
               gangan ke wilayah lain. Orang-orang yang memegang peranan
               penting di pusat-pusat perdagangan itu meskipun kini berva-



               13  Ryadi Goenawan & Darto Harnoko, Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogya-
                karta, Mobilitas Sosial D.I. Yogyakarta Periode Awal Abad 20-an, (Jakarta:
                Departemen Pendidikan& Kebudayaan RI, 1993), hlm. 20.

                                                                  209
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237