Page 235 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 235

Keistimewan Yogyakarta
            sosial kekeluargaan yang sangat erat. Pertukaran dan hibridasi
            kebudayaan terjadi dalam dinamika yang positif dimana mela-
            lui saluran ini ikatan kebangsaan terbentuk. Situasi sosial itu
            sekarang terancam dengan lahirnya penguatan-pengutan iden-
            titas baru. Salah satu contoh paling nyata adalah realitas kos-
            kosan yang di depan pintunya bertuliskan ‘Menerima Kos Putri
            Muslim’ atau ‘Menerima Kos Khusus Muslim’. Relasi sosial
            masyarakat Yogyakarta tidak hanya dibelah oleh pereng-
            gangan hubungan sosial berdasar ekonomi tetapi juga agama.
                Kos-kosan sebagai tempat tinggal para perantau semakin
            berubah fungsinya. Kini masyarakat sendiri melihat kos seba-
            gai sumber daya ekonomi bukan sebagai modal kebudayaan
            yang penting. Pemerintah sendiri juga ikut meneguhkan reali-
            tas ini dengan lahirnya Perda Kos-kosan yang mengatur tidak
            hanya bagaimana masyarakat melihat kos-kosan sebagai lahan
            ekonomi tetapi juga mempertipis hubungan kekeluargaan
            antara pemilik kos dengan penyewa kos. Kos-kosan seharus-
            nya menjadi arena integrasi sosial dan kebudayaan dari berba-
            gai identitas, karena selain saluran pendidikan, kos-kosan
            sebenarnya memiliki peran yang besar untuk menciptakan
            masyarakat multikultural, toleran, dan menghargai pluralitas.
            Di sisi lain, realitas ini melahirkan bentuk-bentuk baru ruang
            tinggal yang semakin menegaskan perbedaan identitas dan
            menghalangi integrasi sosial dan kebudayaan. Bentuk paling
            nyata dalam hal ini adalah merebaknya asrama mahasiswa
            menurut asal kedaerahan. Di satu sisi, banyaknya jumlah asra-
            ma daerah ini menunjukan pluralitas kehidupan masyarakat
            khsusnya mahasiswa. Namun di sisi lain kenyataan ini jika
            tidak dekelola dengan baik akan memunculkan konflik hori-
            zontal. Meskipun frekuensinya tidak terlalu tinggi namun

            212
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240