Page 238 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 238
Perebutan Ruang dan Kontestasi Budaya
meningkatnya aktivitas konstruksi jalan kereta api. 18
Di Yogyakarta pada tahun 1870 muncul pabrik gula di
sebelah selatan dan barat kota yang dimiliki orang-orang Be-
landa. Setidaknya ada 17 buah pabrik gula pada dekade tahun
tersebut. Munculnya pabrik gula ini memerlukan alat angkut
yang lebih efektif. Pada tanggal 2 Maret 1872 jalur kereta api
dibuka oleh NIS (Nederlandsch Indische Spoorwegmaats-
chappij). Stasiun pertama yang dibangun terletak di Lempu-
yangan. Pada 12 Mei 1887 juga dibuka sebuah jalur kereta api
yang disebut SS (Staats Spoorwegen) dengan stasiun di
sebelah selatan Tugu. Pabrik lain yang ikut memperluas per-
kembangan geografis dan persebaran demografis pada 30
November 1901 yang bergerak di bidang konstruksi bangunan
dan segala bidang teknis serta usaha dagang yang berbentuk
jual beli barang-barang dari logam. 19
Berkaitan dengan aktivitas di Sarkem, pada tahun 1924 telah
dikeluarkan rijksblaad nomor 19 dalam artikel 1 dan 2
menyebutkan larangan rumah-rumah dan bangunan-bangunan
yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan pelacuran. Ini
berarti kegiatan pelacuran sudah ada di Yogyakarta jauh sebelum
dikeluarkanya peraturan tersebut. Peraturan serupa juga
dikeluarkan pada waktu-waktu berikutnya yang intinya melarang
kegiatan pelacuran di tempat umum. Yang terakhir adalah
20
18 Mudjiono, Sarkem, Reproduksi Sosial Pelacuran, (Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press, 2005), hlm.26.
19 Pabrik konstruksi itu adalah NV. Constructie Atelier de Vorstenlanden (CAV)
yang menyerap tenaga kerja sebanyak 450 orang tukang sedangkan pada
tahun 1944 mampu mempekerjakan 23.000 orang. Lihat Ryadi Goenawan
& Darto Harnoko, op.cit., hlm.22
20 Sebagai contoh Perda nomor 15/1954 tanggal 2 Nopember 1954 tentang
penutupan rumah-rumah pelacuran. Dua hari kemudian keluar Perda No.
215