Page 231 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 231
Keistimewan Yogyakarta
karakteristik kota atau wilayah kolonial. Di Yogyakarta hu-
bungan antara ruang dan identitas terlihat dalam pola pemu-
kimanya. Segregasi sosial merupakan salah satu karakteristik
kota kolonial. Menurut A. Yeoh, kota kolonial dicirikan oleh
pertama adalah adanya masyarakat yang sangat beragam atau
disebut sebagai masyarakat plural. Kedua, dalam kebera-
gaman itu di dalamnya menyimpan hirarki sosial dimana
rakyat atau kawula berada pada tingkat paling bawah. Ketiga,
masyarakat kota kolonial selalu ditandai oleh pemerintahan
rasial dimana kulit putih memegang kontrol yang besar terha-
11
dap kelompok lain. Selain profesi, pola pemukiman masya-
rakat Yogyakarta abad ke-18-19 dikelompokan sesuai identitas
dan status sosial. Hal itu tampak pada nama-nama perkam-
pungan yang memperlihatkan ciri sebagai kampung etnis,
seperti Pecinan, Meduran, Sayidan, Bugisan. Kelompok sosial
tersebut berhubungan dengan lokasi-lokasi kelembagaan so-
sial yang menjadi tempat aktivitas khusus yang diperuntukan
bagi mereka seperti pasar, pabrik, dan pemerintahan.
Sebagaimana umumnya kota warisan kolonial, segregasi
sosial terlihat jelas dari pola-pola pemukiman di Yogyakarta.
Kota kolonial memiliki ciri khusus yang hampir sama yang
memperlihatkan wajah ganda. Pusat kota merupakan wilayah
pemukiman elite pemerintahan dan pusat perdagangan yang
dihuni oleh golongan Eropa, Cina, dan Timur Asing lainya
seperti Arab dan India. Di Yogyakarta bagian utara keraton
12
11 Diaz Pradadimara, “Penduduk Kota, Warga Kota, dan Sejarah Kota: Kisah
Makassar”, dalam Freek Colombijn, dkk., op.cit., hlm. 252.
12 Usman Pelly, “Segregasi Permukiman di Perkotaan dan Sebuah Alternatif”,
dalam Harsya W. Bactiar,dkk. Masyarakat dan Kebudayaan, (Jakarta:
Djambatan, 1988) hlm. 422.
208