Page 257 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 257

Keistimewan Yogyakarta
            DIY masih terdapat sekitar 19,14 persen jumlah penduduk
            miskin atau sekitar 616.000 orang. Di antara kabupaten dan
            kota yang ada di DIY, persentase penduduk miskin paling
            banyak adalah Gunungkidul dan Kulon Progo, masing-masing
            25,19 persen dan 25,11 persen. Sedangkan Kota Yogya meru-
            pakan daerah dengan persentase penduduk miskin terendah,
            12,77 persen. Gunung Kidul merupakan daerah tandus dan
            infrastrukturnya sangat buruk dibandingkan dengan daerah
            lainnya. Hal ini sangat menghambat investor untuk mena-
            namkan modalnya. Selain itu, akses masyarakat untuk berba-
            gai kegiatan yang bisa mendorong ekonomi juga menjadi
            sangat terbatas. Dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia
            (IPM), DIY menempati urutan nomor 3 (tiga). IPM terbaik di
            DIY adalah Kota Yogya, yakni 75,3 dengan urutan nomor 3
            secara nasional. IPM terendah terdapat di Gunungkidul dengan
            nilai 67,1 dan menempati urutan ke-140 secara nasional.
                Dari penghitungan di atas, meski dengan asumsi-asumsi
            dasar ekonomi pertumbuhan yang dikaitkan dengan pem-
            bangunan infrastruktur, kita menjumpai adanya suatu masalah
            di Provinsi ini, kemiskinan. Kenyataan yang juga telah ditun-
            jukkan pada tahun 1973 oleh David Penny dan Masri Singarimbun
            dalam hasil penelitiannya di Sriharjo, Imogiri, Bantul, fenomena
            kemiskinan dan tekanan penduduk. Penelitian inilah yang
            menjadikan desa Sriharjo ‘terkenal’ dan Provinsi DIY menjadi
            ‘simbol kemiskinan’ di Indonesia. Sejumlah pengunjung dari
            dalam dan luar negeri berdatangan untuk mendalami ‘strategi
            bertahan hidup’ (survival) dari penduduk pedesaan yang
            kemiskinannya parah seperti di Sriharjo ini. Penelitian itu men-
            catatkan Yogyakarta sebagai Provinsi termiskin ketiga (dekade
            1960-an), setelah Provinsi  NTT dan NTB.

            234
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262