Page 36 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 36

Pendahuluan

               pengetahuan sebagai peneguh atas kebenaran status tersebut.
               Semua itu berada dalam kerangka memaknai keistimewaan
               dalam rangka mencari kembali otoritas yang makin menipis—
               untuk tidak mengatakan hilang—dari kenyataan yang hadir
               hari ini. Karena yang memenuhi praktik pewacanaan tentang
               keistimewaan adalah otoritas disiplin keilmuan dan otoritas
               politik, maka banyak subyek yang tidak muncul dalam perde-
               batan tersebut. Subyek yang sebenarnya menjadi landasan
               dan tujuan dari peneguhan atas status keistimewaan.
                   Subyek tersebut adalah mereka yang tak mampu bersuara
               atau keberadaannya disuarakan oleh entitas lainya. Wacana
               yang dipenuhi oleh perdebatan tentang hukum dan sejarah
               tersebut dengan didukung otoritas politik dinilai sebagai sebu-
               ah bentuk keseluruhan dari suara mereka yang tak memiliki
               ruang untuk berkata tentang keistimewaan. Tetapi tidak hanya
               kelompok yang mendukung, kelompok lain yang mengambil
               posisi kritis juga melakukan hal-hal yang sama. Namun suara
               kelompok ini cenderung dilihat sebagai upaya meruntuhkan
               konstruksi keitimewaan itu sendiri. Bahkan, saking kuatnya
               aroma disiplin ilmu mana yang paling berhak bicara, kelom-
               pok dengan disiplin keilmuan lain dianggap tidak memiliki
               kapasitas untuk membicarakannya. Apalagi kelompok masya-
               rakat yang tidak tahu apa-apa soal tata pemerintahan dan ilmu
               politik, padahal sebenarnya mereka adalah bagian utuh dari
               warga Yogyakarta.

               2. Konteks Lahirnya Keistimewaan

               Memperbincangkan keistimewaan Yogyakarta tanpa melihat
               konteks dan latar yang berada di baliknya akan membuat or-
               ang terjebak pada memperhadapkan konsep itu secara binner

                                                                   13
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41