Page 37 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 37
Keistimewan Yogyakarta
dengan konsep-konsep lain seperti demokrasi versus feo-
dalisme, desentralisasi versus sentralisasi, pusat versus da-
erah, dan sebagainya. Keistimewaan sebagai suatu konsep
mempunyai banyak spektrum makna pada orang yang berbe-
da. Sesuatu yang istimewa bagi seseorang belum tentu istime-
wa bagi yang lain. Konsep ini juga berubah tergantung pada
ruang waktu tertentu. Keistimewaan, karena itu, merupakan
sesuatu yang relatif dan mengandung banyak kemungkinan.
Perubahan keistimewaan dari kosa kata budaya menjadi
kosa kata politik tidak terjadi secara tiba-tiba. Istimewa bisa
mengandung konotasi yang beragam, ia terutama berkaitan
dengan cita rasa, selera, keunikan, kekhasan, dan tentu saja
berbeda dengan biasanya. Karena sangat berkaitan dengan
cita rasa, maka tak mudah untuk meletakannya sebagai bentuk
obyektifitas tertentu.
Ketika masih menjadi kosa kata budaya yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, istimewa berlaku secara sem-
barang untuk mengungkapkan rasa tertentu yang mengan-
dung kualitas khusus, bagi orang tertentu. Tetapi kata ‘istime-
wa’ itu ketika menjadi kosa kata politik ia mengkait pada
banyak unsur dan kosa kata-kosa kata politik lainya; demok-
rasi, feodalisme, desentralisasi, sentralisme, nasionalisme,
NKRI, kemerdekaan, Undang-undang, dan sebagainya. Di situ,
keistimewaan, mengalami transformasi makna dan spektrum
sebab ia masuk ke dalam diskursus politik yang penuh dengan
tarikan dan tegangan-tegangan kepentingan. Sekaligus terjadi
pergeseran luasan kepentingan, yang semula massif menjadi
elitis, sesuatu yang dirasakan menjadi sesuatu yang ditonton
dari jauh.
Sesuatu yang istimewa itu tidak lagi hanya soal cita rasa
14