Page 43 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 43
Keistimewan Yogyakarta
ratan dan bergaul dengan ide-ide baru berusaha menempatkan
dirinya dalam posisi atas dalam kehidupan politik dan eko-
nomi, yang sampai saat itu masing dipegang orang-orang asing.
Meskipun demikian aspirasi nasionalisme mereka juga
mengandung unsur revolusi-sosial tertentu di samping unsur
persaingan dengan kelompok-kelompok yang berada di
sekitarnya. 6
Kegagalan para pemimpin lokal dalam memainkan peran-
peran penting dalam situasi revolusi dan kecenderungan yang
berubah dapat meruntuhkan otoritas pengendalian mereka.
Hilangnya otoritas itu mengubah status dan kedudukan suatu
kekuasaan tertentu di mata rakyatnya. Di Surakarta kedua
penguasa tradisionalnya (Pakubuwana dan Mangkunegara)
tidak berhasil memanfaatkan kesempatan-kesempatan untuk
memainkan peranan positif dalam revolusi. Karena itu mereka
tidak dapat menguasai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Kita
bisa menyimak bagaimana gerakan antiswapraja terjadi di
sana. Kelompok radikal yang muncul menunjukkan ketidak-
percayaan rakyat dengan cara menculik Pakubuwana XII dan
berakibat pemindahan kekuasaan yang riil berada di Barisan
Banteng. Akhirnya atas desakan Soedirman dan kaum radikal,
pada 1 Juni 1946 hak-hak istimewa para raja Surakarta di luar
tembok istana dihapuskan, sesuatu yang tidak terjadi di Yog-
yakarta. 7
Semangat perubahan sosial dan ide-ide awal yang mem-
bangun nasionalisme berkembang cepat di Yogyakarta. Terse-
6 Ibid., hlm.261
7 M.C. Ricklef, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (Jakarta:Serambi Ilmu
Semesta, 2001) hlm.448-449
20