Page 45 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 45
Keistimewan Yogyakarta
terungkap dalam sikap-sikap patriotisme lokal, dalam jang-
kauan kepulauan dan barulah kemudian terbentuk nasiona-
lisme Indonesia. Kota yang sedang mengalami diferensiasi
9
dan pluralisasi ini menjadi ajang persentuhan sistem status
tradisional dan kolonial.
Bahkan sejak masa awal pergerakan kebangsaan dan mun-
culnya organisasi sukarela, dapat dikatakan Yogyakarta telah
menjadi panggung aktivitas dari semua itu. Komunikasi antar
kelompok elit melalui sidang-sidang, rapat umum dan melalui
tulisan berhasil menerobos batasan tradisional dan feodalistis.
Kesadaran kebangsaan ini juga tumbuh pada para mahasiswa
di Belanda dalam bentuk keinginan bersama untuk keluar dari
belenggu kolonial. Dorodjatoen, yang akhirnya mengganti ke-
dudukan ayahnya sebagai sultan mengalami hal yang sama.
Ia sadar bahwa keberangkatannya ke Belanda untuk menda-
lami kajian-kajian Indologie merupakan prakarsa politik kolo-
nial untuk menguasai kerajaannya. Indologie mencakup
etnographie dan ethnologie bertujuan untuk menyelami
struktur sosial dan kebudayaan suku-suku di daerah. 10
Ilmu pemerintahan kolonial ini memungkinkannya mema-
hami secara mendalam seluk beluk pemerintahan kolonial.
Ilmu ini disadarinya telah digunakan pemerintah Belanda
untuk melanggengkan kekuasaan kolonialnya di Hindia Belan-
da. Maksud politik di balik pengirimannya ke Belanda untuk
belajar itu menjadi dasar penolakan dan sikap politik yang
berbeda dengan tujuan kolonial. Segera setelah kembali ke
Yogyakarta ia melakukan langkah-langkah strategis untuk
9 Ibid., hlm. 50.
10 Dorodjatoen adalah nama asli Sultan HB IX.
22