Page 69 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 69
Keistimewan Yogyakarta
Pringgoloyo dan komandan pasukan VOC di Yogyakarta van
Hohendorff untuk menyerahkan Sukowati. Pringgoloyo
mengadukan Mangkubumi kepada Gubernur Jenderal van Im-
hoff saat mengunjungi Surakarta. Van Imhoff menegur Mang-
kubumi di depan para bangsawan dan pejabat, sehingga tin-
dakan ini dianggap menghina dan melukai harga diri Mangku-
bumi. Mangkubumi dan para pengikutnya diam-diam me-
12
ninggalkan istana pada malam hari tanggal 19 Mei 1746. Ia
13
menggabungkan diri dengan gerakan RM Said dan Martapura.
Mereka menghadapi ‘musuh’ yang sama, raja yang tidak mene-
pati ucapannya dianggap telah mengkhiati amanat sebagai
raja, sehingga tidak pantas dianggap sebagai panutan. 14
Susuhunan kembali meminta bantuan Kompeni untuk
menumpas pemberontakan yang semakin kuat. Di pihak lain,
Mangkubumi dan RM Said mempererat hubungan dengan
ikatan pernikahan antara RM Said dengan puteri Mangkubumi.
Kini gerakan Mangkubumi—RM Said menghadapi musuh ganda,
yaitu Susuhunan sekaligus Kompeni. Kondisi kesehatan Susu-
hunan memburuk dalam masa perang saudara ini. Susuhunan
melihat bahwa Mataram semakin lemah oleh pemberontakan
Mangkubumi dan RM Said, oleh karena itu ia semakin mende-
katkan diri guna mendapat perlindungan dari VOC yang diwa-
kili oleh Gubernur Yogyakarta van Hohendorff. Pada tanggal
11 Desember 1749 van Hohendorff atas nama VOC berhasil
menekan Susuhunan untuk menandatangani sebuah kontrak
12 Soedarisman Poerwokoesoemo, Kadipaten Paku Alaman, (Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press, 1985). hlm. 8—9 .
13 Selo Soemardjan, op.cit. hlm. 19.
14 Ibid.
46