Page 73 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 73

Keistimewan Yogyakarta
            Sunan dalam ’satu negara’. Gelar Sultan diberikan kepada
            Mangkubumi sebagai gelar pengganti Sunan. Mangkubumi
            dapat menerima alasan ini, lagipula sejarah awal mula Mata-
            ram telah mengenal gelar Sultan untuk gelar sang raja. 23
                Lalu di manakah PB III yang selama perjanjian tersebut
            secara de jure adalah penguasa Mataram ? PB III telah berada
            di dalam cengkraman Belanda dan nyaris sebagai simbol bela-
            ka. Dalam perjanjian-perjanjian pembagian Mataram, ia nyaris
            tidak dilibatkan. Posisinya otomatis diwakilkan kepada Har-
            tingh yang merupakan wakil VOC, dan PB III pun tunduk
            kepada VOC. Hartingh membawa hasil pertemuannya kepada
            PB III, berkat pengaruhnya, PB III menyatakan persetujuan
            atas pembagian wilayah Mataram demi kedamaian. Pernya-
            taannya dituangkan dalam surat yang ditujukan kepada
                                          24
            Hartingh pada 4 November 1754.  Akhirnya perang saudara
            yang menjadi konflik perebutan kekuasaan bisa diselesaikan
            secara damai melalui perjanjian Pilahan Nagari (Pembagian
            negara) pada 13 Februari 1755 di desa Giyanti. 25
                Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai raja dengan
            gelar Sampeyan dalem Ingkang Sinuwun Sultan Hamengku
            Buwono Senopati Ingalogo Ngabdurrachman Sajidin Pano-
            togomo Kalifatullah. Sultan Hamengku Buwono mendapat




            23  Raja-raja kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu Demak kemudian Pajang
             pada mulanya menggunakan gelar Sultan bagi pemimpin negara. Sedangkan
             raja Mataram yang jelas menggunakan gelar Sultan adalah Sultan Agung
             Hanyokrokusumo. Jadi Mangkubumi bisa menerima alternatif gelar ini, salah
             satunya karena latar belakang sejarah kerajaan Mataram memungkinkan
             untuk menggunakan gelar tersebut.
            24  Soedarisman Poerwokoesoemo, op.cit., hlm. 13–14.
            25  M.C. Ricklefs, op.cit., hlm. 107 – 111.

            50
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78