Page 77 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 77
Keistimewan Yogyakarta
nya. Danurejo melakukan adu domba antara Sultan HB II–
Sultan HB III–Notokusumo–pemerintah kolonial. Daendels
35
termakan oleh bujuk rayu pepatih dalem, ia menitahkan me-
nurunkan Hamengku Buwono II dari posisinya. Kedudukan
sebagai sultan kemudian diberikan kepada Adipati Anom yang
bergelar Sultan Hamengku Buwono III pada 13 Desember
1810. 36
Belanda menyerahkan Jawa kepada Inggris pada 18
september 1811, dimulailah babak baru pemerintahan kolonial
Inggris di Indonesia Momen peralihan kekuasaan ini diman-
faatkan oleh Sultan Sepuh (HB II) untuk merebut kembali tahta
raja Yogyakarta dari tangan puteranya. Sultan Sepuh menja-
tuhkan hukuman mati kepada patih Danurejo, karena perseli-
sihan antara dirinya–HB III–Notokusumo–dan Daendels dise-
babkan oleh hasutan patih Danurejo II.
Ketika Belanda menyerahkan tanah jajahan Hindia Timur,
Pangeran Notokusumo dan puteranya sedang menjalani hu-
kuman pengasingan di Surabaya. Mereka bertemu dengan
Admiral Fronseldijk, komandan tentara Inggris. Mereka
berdiskusi mengenai kondisi Notokusumo dan Notodining-
rat. Letnan Gubernur Raffles melalui Gubernur Jawa di utara
yang berkedudukan di Semarang yaitu Gofpe menyampaikan
surat kepada keduanya. Surat tersebut mengatakan bahwa
Raad van Indie sepakat bahwa Pangeran Notokusumo dan
puteranya adalah korban. Raffles meminta Notokusumo seba-
gai juru damai atas Yogyakarta, untuk menyadarkan Sultan
agar tunduk kepada pemerintah Inggris. Notokusumo harus
35 Soedarisman Poerwokoesoemo, op.cit., hlm. 64-139.
36 Ibid., hlm 71-72.
54