Page 82 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 82
Paku Alaman: Sebuah Pentradisian
ekonomi dan pendidikan menjadi prioritas utama. Bukti
keseriusan ia tunjukan dengan mendirikan Darmo Woro, sebu-
ah yayasan dana bantuan belajar Jawa. Pangeran Notodirodjo
(nama PA V) menghimpun dana guna memberikan beasiswa
kepada putra-putra Paku Alaman yang memiliki kemampuan
untuk maju.
Kadipaten Paku Alaman mengecap buah manis dan ‘pahit’
dari pendidikan modern, beberapa putra terbaik bangsa In-
donesia berasal dari keluarga Paku Alaman. Sebut saja Kusu-
moyudo (anggota Raad van indie), Notodiningrat, Notosu-
roto, dan kakak-beradik Soerjapranoto–Soewardi Soerjaning-
rat. Khusus mengenai Soerjapranoto, Soewardi Soejaningrat,
dan Notosuroto bisa digunakan sebagai gambaran untuk
melihat bagaimanakah hasil pendidikan dan sumbangan para
tokoh Paku Alaman terhadap bangsa Indonesia khususnya
karakteristik Yogyakarta. Soerjapranoto mewakili golongan
Islam-radikal. Ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) yang
memiliki corak perjuangan non-kooperatif terhadap peme-
rintah kolonial. Organisasi politik ini telah terbukti menjadi
semacam tempat persemaian organisasi-organisasi politik di
kemudian hari, sekaligus mencetak para pelakon pergerakan
nasional, mulai dari kelompok agamis sampai komunis.
Soerjapranoto menjadi dedengkot SI Yogyakarta, ia ber-
hasil menjadikan Yogyakarta sebagai cabang SI yang patut
diperhitungkan. Bahkan pengaruh besar Soerjapranoto dan
perpecahan dalam kubu SI, menghasilkan kelompok yang
dinamakan SI Yogyakarta yang radikal-agamis tandingan dari
SI Semarang yang komunis. Soerjapranoto terutama meru-
pakan ikon pemogokan, lewat PFB (Personeel Fabriek Bond).
Dalam wadah ini berulang kali ia menggerakkan massa buruh
59