Page 78 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 78
Paku Alaman: Sebuah Pentradisian
menyampaikan keputusan pemerintah kolonial yang meminta
Sulan HB II menyerahkan tahta Yogyakarta kepada puteranya
HB III. Sultan harus meminta maaf kepada pemerintah kolo-
nial karena telah melangkahi wewenang karena telah menghu-
kum mati Danurejo. 37
Pangeran Notokusumo ditemani oleh Residen Minister
Crawfurd menghadap Sultan untuk menyampaikan surat
Raffles. Sri Sultan mengirimkan surat balasan yang berisi ber-
sedia lengser keprabon, juga meminta maaf atas peristiwa
Danurejo. Namun Sultan mengajukan persyaratan, pertama
memohon agar pergantian Sultan untuk sementara waktu
tidak diumumkan kepada kawula. Kedua, memohon agar
pangeran Notokusumo dikembalikan kepada Sultan untuk
dapat ditempatkan pada kedudukannya semula. Letnan
Gubernur Jenderal Raffles atas nama pemerintah memberikan
pengampunan kepada Sultan karena ia berjanji menuruti se-
mua yang ditentukan gubernemen. Selanjutnya oleh Sultan,
Notokusumo dikembalikan pada statusnya, ia mendapat ke-
naikan pelungguh setara dengan jabatan patih. 38
Sultan HB II tidak serta-merta menyerahkan tampuk
kekuasaan kepada puteranya. Berdasarkan hasil penyelidikan,
Sultan mengetahui bahwa Adipati Anom telah bekerja sama
dengan Danurejo dan van Braam untuk menggulingkan diri-
nya dari posisi Sultan dan yang menyebabkan Notokusumo
diasingkan. Sultan yang marah, menahan ibunda Adipati
Anom agar sang anak mengakui kesalahan dan mundur dari
kedudukannya. Alih-alih menghadap Sultan, Adipati Anom
37 Ibid, hlm. 128—132.
38 Ibid.,134—151.
55