Page 168 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 168
Mereka yang Dikalahkan 143
Di Pulau Padang sendiri, para petani sudah mulai melemah,
karena tidak tahu lagi harus melakukan apa. Namun dalam kondisi
demikian, kembali tergerak untuk ke Jakarta yang ketiga kalinya,
melakukan “Aksi Jahit Mulut”. Jakarta dianggap magnet dan pusat
perhatian publik, siapa tahu aksinya akan mendatangkan simpati
dari Menteri Kehutanan. Hasil patungan akhirnya mereka sepakat
untuk kembali mengirim utusan ke Jakarta, kali ini justru lebih
besar, mereka melepas 82 orang berangkat ke Jakarta pada tanggal
13 Desember 2011. Tujuannya langsung Kementerian Kehutanan.
Di Jakarta mereka melakukan Aksi Jahit Mulut di depan Gedung
DPR/MPR, total 18 orang yang melakukan aksis jahit mulut. Riduan,
Yahya dan istri serta petani lainnya ikut aksi jahit mulut. Secara
keseluruhan, lebih dari dua minggu aksi ini berlangsung, dari 16
Desember 2011-8 Januari 2012. Saat yang sama, di Selatpanjang juga
terjadi aksi yang cukup besar dari warga Pulau Padang, bahkan
diperkirakan yang paling besar sepanjang aksi yang pernah dilakukan,
sekitar 5000an orang hadir dalam aksi tersebut, tujuannya akan
menduduki Kantor Bupati Meranti. Mereka membawa peralatan
lengkap untuk memasak dan tenda untuk menginap. Warga juga
melakukan Istighotsah Akbar di depan kantor bupati, yasinan, dan
berdoa bersama. Aksi di Selatpanjang ini terlama dalam sejarah aksi
mereka, berlangsung selama lima hari.
Gambar 18. Foto Aksi Ribuan Warga Pulau Padang di Selatpanjang, Desember
2012.