Page 138 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 138

C. Van Vollenhoven  99
              terulangnya kejadian tersebut—bersediakah mereka untuk
              mengerti apa yang dirasakan oleh orang Jawa itu? Semuanya
              ini tidaklah dilakukan. Bahkan ia menganggap sebagai suatu
              kesalahan, pada waktu hakim membenarkan hak penduduk
              yang sejak dulu telah dijamin oleh undang-undang itu dan tidak
              mau menggunakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
              para birokrat. Ia mengulangi lagi anggapan yang dahulu bahwa
              “hak-hak penduduk” tersebut adalah tidak jelas dan “kurang
              mempunyai kepastian hukum” selama belum dikodifikasikan.
                 Maka sekali lagi kami menanyakan, benarkah hak-hak
              penduduk atas tanah-tanah yang tidak dibudidayakan itu
              telah diletakkan di dalam tempat yang aman? Dan semua ini
              terjadi pada saat-saat dimana tahun-tahun krisis membuka
              kemungkinan yang baik untuk merumuskan asas itu sebagai
              keadaannya yang sejati.
                 Sebagaimana kita ketahui, berhubung dengan kekurangan
              beras, maka Sarikat Islam telah mengajukan permohonan
              kepada Gubernur Jenderal agar tanah-tanah dimana terdapat
              hak ulayat desa di pulau Jawa (hutan-hutan, padang-padang
              rumput) ditunjuk sebagai tempat penanaman bahan makanan.
              Sesungguhnya permohonan ini cukup ditujukan kepada
              desa-desa itu sendiri, karena—dengan mengingat Gemeente
              Ordonnantie dan Boschregelement—mereka masih tetap
              mempunyai hak ulayat menurut undang-undang.
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143