Page 150 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 150

BAB VII


                        PERATURAN-PERATURAN AGRARIA
                DAN TANAH-TANAH YANG TIDAK DIBUDIDAYAKAN





                   …………………..tetapi saya tidak dapat menerima sebuah asosiasi, jika
                    hal itu diartikan sebagai suatu pengambilan semau-maunya dari
                  lembaga-lembaga dan pengertian-pengertian Barat, yang kemudian
                  ditekankan di atas keadaan-keadaan serta lembaga-lembaga Timur.

                                             Menteri Idenburg, eerste kamer,
                                                              5 juni 1910



              Peraturan agraria yang pertama, yaitu peraturan agraria untuk
              daerah Lombok tahun 1906 pada hakekatnya tidak mau
              memelihara hak-hak penduduk atas tanah-tanah yang tidak
              dibudidayakan. Tetapi hal ini masih sukar untuk dibuktikan.
              Seperti juga didaerah-daerah kerajaan di Jawa, pemerintah
              swapraja Lombok sedemikian mencampuri hak-hak penduduk,
              sehingga masyarakat tidak lagi bebas dalam mempergunakan
              hak-hak tersebut. Pemerintah Belanda tidak mau memperkuat
              kembali hak-hak penduduk atas tanah-tanah yang tidak
              dibudidayakan, juga tidak mau memperbedakan antara
              ontginning (buka tanah) yang dilakukan oleh anggota-anggota
              desa dan yang bukan anggota-anggota desa. Pemerintah hanya
              bersedia mengakui beberapa kebiasaan penduduk seperti
              menggembala, menebang kayu, mengumpulkan hasil hutan
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155