Page 153 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 153

114     Orang Indonesia dan Tanahnya

            2.   Karena guna kepentingan dan kebutuhan penduduk
                 sendiri, maka tanah-tanah itu harus dipakai sebagai
                 tanah-tanah cadangan.
            3.   Karena di Jawa kita belum pernah bertindak demikian.

               Asal saja pada permulaan sebuah verordening dengan
            rapih (correct) masih dicantumkan kalimat dengan mengingat
            pasal 62: Regeeringsregelement,-  maka menurut penilaian para
            birokrat persoalannya telah menjadi sehat.
               Disamping itu masih ada dua buah keragu-raguan
            (weifelingen) yang menarik perhatian kita; dua buah keragu-
            raguan yang juga membawa akibat yang tidak diharapkan.
               Dahulu semasa orang belum banyak menulis tentang
            masalah-masalah hak agraria penduduk, tidaklah diadakan
            perbedaan antara orang-orang yang menjadi anggota desa dan
            orang-orang yang bukan anggota desa (mengenai tanah-tanah
            yang tidak dibudidayakan). Maka pada tahun 1916, 1917 dan 1918,
            masing-masing untuk daerah Palembang, Batak Singkel dan
            Lampung, diadakan peraturan-peraturan yang menetapkan,
            bahwa baik angota-anggota dari gabungan desa yang memegang
            beschhikkingsrecht (leden van den beschhikkingsgerechtigden
            dorpenbond), maupun anggota-anggota dari penduduk
            bumiputera setempat (leden der plaatselijke inheemsche
            bevolking), dapat memperoleh izin untuk menebang kayu
            dari kepalanya masing-masing, dengan tidak usah membayar
            rokognisi kepada masyarakat hukum yang berhak.
               Pada hakekatnya peraturan-peraturan tersebut hanya
            berupa peraturan-peraturan yang kurang lengkap (karena
            pemegang beschikkingsrecht tidak diakui baik sebagai pemberi
            izin mau pun sebagai penarik rekognisi), tetapi telah cukup
            menimbulkan kegelisahan.
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158