Page 167 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 167
128 Orang Indonesia dan Tanahnya
mengandung suatu harmoni batin (innerlijke harmoni),
oleh karena meskipun semua hak-hak penduduk atas tanah-
tanah yang tidak dibudidayakan telah dihapuskan (kecuali
ontginningsrecht), akan tetapi konsiderannya tetap menunjuk
kepada pasal 20 agrarisch besluit, pasal mana secara lengkap
telah mengulangi apa yang tertulis di dalam undang-undang
agraria mengenai perlindungan atas “semua hak-hak daripada
penduduk bumiputera.” Tentu saja terhadap harmoni semacam
ini, tidaklah banyak orang yang sanggup memeliharanya. Juga di
daerah Borneo Selatan dan Timur, maka seorang pegawai-negeri
yang dapat mengerti akan maksud daripada kombinasi formula-
formula domein dari tahun 1888 dan 1875 untuk tanah-tanah
yang tidak dibudidayakan, masih harus dilahirkan ke dunia.
Apakah ini juga akan memutar balik pemerintah sendiri?
Di dalam Bab IV telah kami sebutkan, bahwa ada tanah-tanah
yang tidak dibudidayakan yang dimiliki dengan hak eigendom
yang penuh oleh orang-orang Eropa, tetapi ternyata dapat pula
merupakan suatu landsdomein menurut formula 1874 dan 1877.
Tetapi yang lebih penting dipandang dari sudut praktek,
ialah tanah-tanah yang tidak dibudidayakan, baik di Sumatera
maupun di Manado, yang diberikan dengan erfpacht dan
kemudian diusahakan. Tanah-tanah ini sekarang tidak lagi
merupakan “tanah-tanah yang tidak dibudidayakan,” jadi berada
diluar formula domein. Dengan perkataan lain, tanah-tanah
tersebut telah kehilangan sifatnya sebagai tanah-tanah domein
oleh karena telah di usahakan.
Apakah pemerintah sekarang akan membantah tafsiran
ini dengan sebuah formula yang lain, yaitu formula domein
tahun 1876, yang berlakunya (gelding) tidak pasti itu? Ataukah
pemerintah akan berkata, bahwa formula domein yang
sifatnya kurang lengkap itu masih harus ditambah dengan