Page 102 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 102

Resonansi Landreform Lokal ...  89

              Tjipto Sutarmo kemudian bermusyawarah dengan Mulyadi dan
              Muryoto, untuk mengembalikan tanah tersebut sebagai tanah
              buruhan desa. Setelah semua pihak setuju, lalu dibuatkan
              perjanjian (maksudnya: Berita Acara) di kertas bersegel, yang
              intinya menyatakan bahwa tanah tersebut merupakan tanah
              garapan (tanah buruhan desa).
                  Masalah lainnya, berupa masalah yang timbul pada masa
              Kepala Desa Karanganyar dijabat oleh Saminah, di mana ada
              sengketa antara Pemerintah Desa Karanganyar dengan warga
              bernama Kertomulyo. Peristiwanya diawali ketika Kertomulyo
              membeli tanah dari Samino, yang memegang letter C atas tanah
              yang dijual tersebut, yang pada sebagian kecil tanah tersebut
              terdapat makam. Sementara itu, pada masa Saminah terdapat
              pemahaman, bahwa tanah makam adalah tanah kas desa, maka
              atas dasar itu bidang tanah yang telah dibeli oleh Kertomulyo
              diklaim oleh Pemerintah Desa Karanganyar sebagai tanah kas
              desa. Pada saat itu, Kertomulyo tidak melakukan protes. Tetapi
              setelah Saminah digantikan oleh Tjipto Sutarmo, maka ahli
              waris Kertomulyo, yaitu Tjokro Midin, melakukan protes dan
              menuntut kembali (reklaiming) atas tanah tersebut. Setelah
              dimusyawarahkan, akhirnya Tjipto Sutarmo selaku Kepala Desa
              Karanganyar dan Tjokro Midin, sepakat untuk mengembalikan
              tanah tersebut kepada ahli waris Kertomulyo. Sengketa dianggap
              selesai, dan kemudian tanah disertipikatkan atas nama Tjokro
              Midin.
                  Selain itu, Tjipto Sutarmo juga pernah menyelesaikan per-
              soalan biaya operasional yang berkaitan dengan tanah garapan,
              dengan uraian sebagai berikut: Pertama, perangkat desa, kecuali
              sekretaris desa, memperoleh tanah garapan (tanah buruhan de-
              sa). Kedua, oleh karena itu, maka kepala dan anggota Baperdes
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107