Page 104 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 104
Resonansi Landreform Lokal ... 91
but. Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan, bahwa
petani yang terganggu dengan adanya pohon jati tersebut akan
mengatasinya dengan membersihkan sawah mereka dari daun
jati yang gugur. Kesepakatan ini diperoleh, karena petani yang
terganggu dengan adanya pohon jati tersebut menyadari, bahwa
pohon jati yang tumbuh di jalan tersebut dapat dijual untuk
kepentingan bersama masyarakat Desa Karanganyar.
Pada saat Tjipto Sutarmo memimpin Desa Karanganyar,
masyarakat mulai diperkenalkan dengan mekanisasi pertanian
sederhana. Masyarakat mulai dibiasakan memanfaatkan traktor
untuk pengolahan tanah sawahnya. Situasi ini menjadikan pemi-
lik traktor memperoleh keuntungan atas usahanya menyewakan
traktor. Saat itu ada 3 buah traktor yang beroperasi di Desa
Karanganyar, yaitu traktor-traktor yang dimiliki oleh: (1) Kardi,
sebanyak 1 buah; (2) Tjipto Sutarmo, sebanyak 1 buah; dan (3)
Pemerintah Desa Karanganyar, sebanyak 1 buah. Pada masa itu
juga ada pembagian wilayah kerja antara ketiga traktor tersebut.
Jika dibandingkan dengan saat ini, maka saat itu pengaturan
pemanfaatan traktor relatif lebih baik. Saat ini (tahun 2012) ada
5 buah traktor, yang dimiliki oleh: (1) Kardi, sebanyak 1 buah;
(2) Pemerintah Desa Karanganyar, sebanyak 1 buah; dan (3) Kuat,
sebanyak 3 buah. Uniknya, ketika traktor telah berjumlah 5 buah,
justru tidak ada pembagian wilayah kerja traktor-traktor terse-
but, sehingga menimbulkan persaingan antar pemilik traktor.
Walaupun terjadi persaingan antar pemilik traktor, tetapi
usaha jasa traktor merupakan bentuk usaha yang relatif mengun-
tungkan di Desa Karanganyar. Pendapatan dari usaha jasa traktor
dikelola sebagai berikut: (1) sepertiga bagian digunakan untuk
membeli solar, (2) sepertiga bagian digunakan untuk membayar
operator, dan (3) sepertiga bagian diperuntukkan bagi pemilik