Page 108 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 108

Resonansi Landreform Lokal ...  95

              Baperdes dengan menyatakan, bahwa hasil tanah garapan yang
              digarap oleh Kepala dan anggota Baperdes harus digunakan
              untuk biaya operasional Baperdes. Hal ini ditentang oleh Kepala
              dan anggota Baperdes, karena mereka berpandangan bahwa hasil
              tanah garapan adalah untuk kesejahteraan penggarapnya, yang
              dalam hal ini kepala dan anggota Baperdes.
                  Untuk mengatasi masalah ini, Suyono berkonsultasi dengan
              Tjipto Sutarmo (Kepala Desa Karanganyar pada tahun1989 –
              2007). Selain itu, Suyono juga meminta Tjipto Sutarmo untuk
              memediasi persoalan antara dirinya dengan kepala dan anggota
              Baperdes. Akhirnya atas mediasi Tjipto Sutarmo, berhasil dicapai
              kesepakatan melalui musyawarah, antara Pemerintah Desa
              Karanganyar, yang dipimpin oleh Suyono, dengan Baperdes.
              Para pihak bersepakat, bahwa hasil tanah garapan untuk kese-
              jahteraan penggarapnya, yang dalam hal ini kepala dan anggota
              Baperdes.


              Ikhtiar Dalam Konteks Kekinian
                  Ikhtiar tokoh Desa Karanganyar untuk menerapkan land-
              reform lokal sejak tahun 1947 sampai dengan saat ini telah
              membantu 76 keluarga petani yang tidak memiliki tanah sawah,
              sehingga mereka masing-masing dapat menggarap tanah sawah
              seluas 90 ubin. Namun demikian diketahui bahwa kebutuhan
              hidup terus menerus meningkat hingga akhirnya saat ini masih
              ada 60 keluarga miskin di Desa Karanganyar. Telah menjadi
              pengetahuan umum, bahwa ada beberapa penyebab kemis-
              kinan, yang antara lain sebagai berikut: Pertama, penyebab
              individual atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
              akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
              Kedua, penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113