Page 109 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 109

96    Aristiono Nugroho, dkk.

            dengan pendidikan keluarga; Ketiga, penyebab sub budaya (sub
            cultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan aspek
            kehidupan sehari-hari yang dipelajari dan dijalankan dalam
            lingkungan sekitar; Keempat, penyebab agensi, yang melihat
            kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang;
            Kelima, penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa
            kemiskinan merupakan hasil dari strukur sosial (Sumber: Wiki-
            pedia Indonesia, 2008).
                Secara umum kemiskinan di Desa Karanganyar terjadi
            karena kepala keluarga cenderung memiliki kemampuan (keah-
            lian dan keterampilan kerja) yang rendah. Selain itu, ada pula
            kepala keluarga yang memang berpendidikan rendah, sehingga
            mengalami kesulitan ketika harus merespon dinamika sosial
            ekonomi di Desa Karanganyar. Sementara itu, aspek kehidupan
            sehari-hari yang ada di desa ini cenderung tinggi etosnya, sehing-
            ga sesungguhnya dapat mencegah seseorang menjadi miskin.
            Khusus untuk desa ini, tidak terlihat peran agensi sebagai penye-
            bab kemiskinan, karena kemiskinan yang terjadi bukanlah akibat
            langsung dari aksi orang lain. Struktur sosial juga tidak dapat
            dijadikan alasan bagi terjadinya kemiskinan di desa ini, karena
            hal ini telah diatasi melalui landreform lokal yang diterapkan
            di desa ini.
                Telah menjadi pengetahuan umum, bahwa kemiskinan juga
            terjadi ketika petani tidak memiliki akses terhadap tanah.
            Sementara itu, dalam konteks pertanahan nasional diketahui,
            bahwa lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah
            disebabkan ketimpangan struktur dan ketidakpastian pemilikan
            dan penguasaan tanah, terutama bagi petani. Bahkan petani
            penggarap seringkali kesulitan memenuhi kebutuhan subsis-
            tennya, yang akibatnya berpeluang mendorong terjadinya upaya
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114