Page 114 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 114
Resonansi Landreform Lokal ... 101
bahwa orang miskin bukan orang yang tidak memiliki apa-apa,
melainkan orang yang memiliki sesuatu, walaupun serba seada-
nya.
Selain itu beberapa ahli menyatakan, bahwa penang-
gulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
Pertama, pemberian bantuan kemiskinan, yaitu memberikan
bantuan secara langsung kepada orang miskin. Cara ini telah
dilakukan di Eropa sejak zaman pertengahan; Kedua, pemberian
bantuan terhadap keadaan individu, yaitu melalui kebijakan
yang dapat mengubah situasi orang miskin secara perorangan,
termasuk di bidang hukum, pendidikan, pekerjaan, dan lain-
lain; Ketiga, bantuan bagi yang lemah, yaitu melalui pemberian
bantuan kepada orang-orang yang memiliki kategori tertentu,
seperti orang tua, atau orang yang memiliki ketidakmampuan
tertentu.
Namun demikian, Bank Dunia memberi kritik bahwa pen-
dekatan yang diterapkan Indonesia dalam penanggulangan
kemiskinan terlalu menitik-beratkan pada target-target angka.
Selain itu, ada dua hal yang melemahkan penanggulangan kemis-
kinan di Indonesia, yaitu: Pertama, garis kemiskinan (poverty
line) misalnya, ditekankan pada pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam arti yang sangat sempit. Kedua, target
angka yang dikombinasikan dengan pendekatan pembangunan
yang bersifat atas bawah (top down approach) telah mengesam-
pingkan banyak dimensi kemiskinan yang meskipun sulit diukur
tetapi sangat penting.
Sebagai respon atas kritik Bank Dunia, Bappenas (2004)
menjelaskan bahwa suatu masyarakat disebut miskin bila
terdapat tiga hal utama, sebagai berikut: Pertama, kegagalan
pemenuhan hak dasar, karena: (a) terbatasnya kecukupan dan