Page 120 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 120
Resonansi Landreform Lokal ... 107
R. Sosro Wardjojo, yang bertindak sebagai gelondong adalah
Lurah Kalikutes, yaitu Tjokro. Ada 7 (tujuh) desa yang berada
dalam satu gelondong dengan Desa Ngandagan dan Desa
Karanganyar, yang lengkapnya sebagai berikut: (1) Desa Karang-
anyar, (2) Desa Ngandagan, (3) Desa Kalikutes, (4) Desa Ngam-
pel, (5) Desa Prigelan, (6) Desa Kesawen, (7) Desa Prapag Lor.
Sementara itu, untuk saat ini (tahun 2012) yang menjadi gelon-
dong adalah Kepala Desa Kesawen, yaitu Sukirno.
Informasi, bahwa pada saat Lurah Ngandagan dijabat oleh
Soemotirto, dan Lurah Karanganyar dijabat oleh R. Sosro
Wardjojo, yang bertindak sebagai gelondong adalah Lurah
Kalikutes, yaitu Tjokro merupakan informasi yang penting.
Berdasarkan informasi ini maka tidak benarlah pendapat yang
menyatakan, bahwa Soemotirto memanfaatkan posisinya
sebagai gelondong untuk menebarkan ide landreform lokalnya.
Sesungguhnya resonansi landreform lokal ala Desa Ngandagan
ke desa-desa di sekitar Desa Ngandagan, termasuk Desa Karang-
anyar, karena substansinya yang mampu membangun suasana
guyub (harmoni) di masyarakat. Sebagai contoh, landreform lokal
ala Desa Ngandagan yang berresonansi di Desa Karanganyar
atas kesediaan R. Sosro Wardjojo, yang mendapat dukungan
dari masyarakat Desa Karanganyar, terutama para pemilik tanah
sawah.
Namun demikian nuansa gelondong tak dapat dipungkiri
telah mendekatkan ide antar warga desa dalam satu gelondong.
Sebagai contoh, warga Desa Karanganyar pada masa R. Sosro
Wardjojo, bersedia mendukung kepala desanya melakukan hal-
hal yang mirip dengan yang dilakukan oleh Soemotirto (Kepala
Desa Ngandagan, tahun 1947 – 1964), karena landreform lokal
mampu membangun suasana guyub di masyarakat. Meskipun